Kemudian, terjadilah insiden yang mencengangkan. Materazzi menarik kaus Zidane. Kapten Tim Ayam Jantan pun memelototi Materazzi. Ada baku debat di situ. Ada adu bacot di situ. Lalu Zidane berbalik dan menanduk dada Materazzi. Sang bek lawan terjengkang dan terpangah. Pemirsa di seantero bumi terjelengar dan terpangah.
Tidak ada yang menduga bahwa Zidane yang kalem dapat terhasut sebegitu rupa. Tidak ada yang menyangka Zizou, sapaannya, bisa seberingas itu. Kartu merah pun ia terima dengan ikhlas. Ia tinggalkan lapangan dengan kepala tegak. Laga dilanjutkan. Italia berhasil mengalahkan Prancis lewat adu penalti.
Mengapa Zizou begitu marah? Dua tahun setelah laga final yang seru itu barulah ia mau "buka mulut". Kata Zizou, ia tidak suka ibunya disebut teroris. Baginya, itu penghinaan luar biadab. Materazzi membantah. Katanya, ia hanya meledek adik perempuan Zizou sebagai pelacur.Â
Hingga kini tidak terdengar kabar keduanya rukun dan saling memaafkan. Zizou sendiri tidak menyesali tindakannya menanduk dada Materazzi.
Banyak yang menduga karier Suarez akan melorot tajam akibat perangai vampirnya menggigit kuping lawan.
Untung saja penyerang haus gol itu pindah dari Liverpool ke Barcelona. Suarez menepis dugaan itu. Semula banyak yang meramalkan tabiat bengal Suarez suatu saat pasti kumat. Namun, Si Pistol menangkis ramalan itu.
Hingga pada suatu ketika Suarez meradang. Kala itu, 7 Januari 2015, Suarez melaung di lorong menuju ruang ganti di Stadion Camp Nou. Ia menantang pemain Espanyol, Papakouli Diop, bertarung satu lawan satu.
Apa gerangan pangkal soalnya hingga Suarez bersikap seperti itu? Syahdan, ia tidak menerima ibunya dihina sebagai pekerja seks komersial oleh Diop. Ia tidak peduli apa yang bakal terjadi. Baginya, membela kehormatan ibu adalah sesuatu yang niscaya ia lakukan sebagai seorang putra.
Tantangan Suarez kepada Diop memang tidak memengaruhi hasil akhir laga. Barcelona mengalahkan tetangganya, Espanyol, dengan skor 4-1. Meski begitu, Suarez harus menerima sanksi atas perbuatannya memicu kericuhan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!