Terakhir kali Setan Merah menaklukkan Blaugrana terjadi pada sebelas tahun silam, 29 April 2008, di Old Trafford. Pada pertemuan kedua babak semifinal UCL 2007/2008 itu Setan Merah unggul 1-0. Sebelumnya, tim besutan Alex Ferguson menahan imbang Blaugrana di Camp Nou dengan skor 0-0.
Selain itu, Setan Merah juga pernah merasakan getir dicukur habis dengan skor 0-4 oleh Barcelona. Peristiwa mengenaskan itu terjadi pada 2/11/1994 di babak penyisihan grup UCL.
Sekalipun demikian, mental Setan Merah sedang melambung tinggi pasca-kemenangan dramatis melawan PSG. Tidak ada yang mustahil di dunia, begitu kira-kira paham yang kini dianut oleh anak-anak didik Solksjaer.
Bertumpu pada peristiwa menakjubkan tersebut, wajar jika Setan Merah merasa yakin sanggup menggelesot keluar dari kelam sejarah dan menggelesor jauh-jauh dari bayang-bayang ketakutan.
Predator yang turut memangsa Setan Merah pada dua laga final UCL bernama Messi. Ia masih remaja tatkala ikut menumbangkan Setan Merah di Stadion Olimpico. Kala itu, Messi berhasil menyundul umpan brilian Xavi Hernandez.
Dua tahun kemudian, predator kelahiran Rosario, Argentina, itu kembali mengoyak jala Setan Merah. Aksinya sepanjang laga final di Stadion Wembley sungguh memukau, sekaligus merepotkan barisan pertahanan Setan Merah.
Apakah Messi masih setajam dulu? Jangan pandang remeh La Pulga alias Si Kutu. Rapor golnya musim ini di UCL kembali kinclong. Striker pujaan Cules, julukan suporter Barcelona, sudah mengemas delapan gol.
Jangan lupa, Si Kutu sekarang tengah duduk manis selaku topskor dengan torehan 26 gol. Bahkan jumlah golnya jauh dari Cristiano Ronaldo (Serie A, Juventus), Raheem Sterling (EPL, Manchester City), atau Kylian Mbappe (Liga 1, PSG).
Setelah tiga musim terakhir klubnya selalu terdepak di babak perempat final, musim ini Messi berambisi kembali merengkuh trofi Si Kuping Lebar. Boleh jadi ia berhasrat mengangkat piala dalam kapasitasnya selaku Kapten Blaugrana.
Orang-orang selalu mengatakan bahwa Messi memang terlahir sebagai pemain bola. Capello menyebutnya genius. Wenger menggelarinya alien. Akan tetapi, Messi tetap berusaha keras dan berupaya cerdas untuk bisa menggocek bola dan mengoyak jala gawang lain. Bakat hanya 1%, ungkap Edison, 99% sisanya adalah kerja keras.