Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Mestinya Sembilan Kata Ini Masuk KBBI

16 Desember 2018   01:13 Diperbarui: 16 Desember 2018   15:58 3447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di samping itu, genra tepat juga digunakan untuk menyebut mereka yang keranjingan berdebat sengit tentang mengapa si ini begini dan si itu begitu.

Genra berbeda dengan sawala, karena genra cenderung pada perdebatan yang tidak perlu. Beda juga dengan diskusi, sebab genra tidak mementingkan hasil akhir. Malah sering kali orang yang bergenra diakhiri percekcokan.

Genra akibat berbeda pilihan di dunia politik, kemudian dipungkasi permusuhan, cocoklah disebut bergenra. Pelakunya alias mereka yang bergenra (dalam bahasa Makassar disebut pagenra) pantas dijuluki "Juru Genra".

Kelima, lakuna. Kata yang termasuk umat adjektiva ini berarti "perasaan hampa yang menimpa seseorang akibat kehilangan sesuatu". Dahulu kala, lakuna tergolong bahasa Makassar halus yang dipakai di kalangan istana Raja Bangkala, sebuah kerajaan di Kabupaten Jeneponto.

Ketika ditinggalkan oleh seseorang selagi kita tengah sayang-sayangnya, sehingga kita merasa ada ruang kosong di dada, ruang hampa karena ada buah cinta tunggal yang tanggal--itulah lakuna.

Sebenarnya kata ini sudah masuk dalam KBBI V dan tergolong warga istilah kedokteran, tetapi maknanya berbeda. Di kalangan orang Makassar sendiri kata ini sudah jarang dipakai. Itu sebabnya, sekadar bocoran dan tanpa niat beriklan, Lakuna saya pilih sebagai judul novel.

Keenam, ranggasela. Artinya "berhati-hati karena merasa khawatir". Kata ini pas bagi mereka yang lama memendam cinta, tetapi tidak kunjung menyatakan perasaan. Barangkali masih ada ranggasela di hati atau takut ditolak atau hanya ingin diam-diam mencintai dari kejauhan.

Ranggasela identik dengan wasangka, tetapi berbeda dengan peragu. Perawat ranggasela biasanya bersembunyi di balik "firasat buruk" sehingga lamban melakukan sesuatu.

Ketujuh, rengung. Kata ini digunakan orang Makassar untuk (1) bunyi yang bergema dari nyamuk, lalat, dan sebagainya; (2) bau yang sangat sengit, seperti bau kentut yang luar biadab busuknya. 

Ketika kita mencium bau bangkai hingga kepala pengar, itulah rengung. Ketika kita mencium bau anyir hingga pusing, itulah rengung. Rengung khusus digunakan untuk bau busuk. Ingat, bau itu tidak serta-merta busuk. Segala yang ditangkap oleh hidung disebut bau. Harum dan busuk sama-sama bau. 

Nah, bau ketiak orang-orang saat berjejalan di kereta juga cocok disebut rengung. Kalau tak tertanggungkan, sebut saja "merengung-rengung bau ketiak di kereta sehingga saya sempat menyesal punya hidung".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun