Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pele, Messi, dan Seloroh Ballon d'Or

11 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 30 November 2021   06:26 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Messi merayakan gol bersama Alba | Foto: @fcbarcelona_id

"Jangan bandingkan saya dengan Messi, sebab dia hanya punya satu keahlian." ~ Pele, legenda sepak bola Brazil

Jagat sepak bola geger gara-gara Ballon d'Or 2018. Megabintang Barcelona, Lionel Messi, terlempar dari tiga besar. Malahan berada di urutan kelima setelah Luka Modric, Cristiano Ronaldo, Antoine Griezmann, dan Kylian Mbappe.

Padahal selama 11 tahun terakhir Messi selalu masuk tiga besar. Tahun ini tidak. Sontak jagat sepak bola gempar. Jika capaian pribadi menjadi tolok ukur, jelas Messi punya modal mentereng. Ia merengkuh gelar La Liga dan Copa del Rey bersama Barcelona. Ia juga pencetak gol terbanyak di seluruh liga di Eropa, sehingga ia menerima Sepatu Emas Eropa 2018. Prestasi individu yang cukup ciamik. 

Tidak heran jika penggemar Barcelona kebakaran janggut. Cules, sebutan bagi fan Barcelona, kian meradang akibat gonjang-ganjing lain. Kali ini berpangkal dari pernyataan legenda sepak bola dunia, yakni Edson Arantes do Nascimento yang lebih kita kenal dengan sebutan Pele. 

"Jika Anda bertanya kepada saya 'apakah Maradona lebih baik daripada Messi', ya, dia jauh lebih baik," ungkap Pele seperti dikutip oleh The Sidney Morning Herald dari Folha de Sao Paulo (Kamis, 6/12/2018). Pele juga mengatakan bahwa Franz Beckenbauer dan Johan Cruyff lebih bagus daripada Messi. Ini komentar yang jleb banget. Dalam kata lain, menghunjam. 

Kritik pedas Pele itu sebenarnya masuk akal. Ia enggan dibandingkan dengan Messi. Kalau mau alasan receh, menurut saya, karena Pele sudah pensiun dan Messi masih aktif. Dengan kata lain, Messi masih moncer dan Pele sudah apkir. 

Kalau mau alasan serius, menurut Pele, jangan suka membanding-bandingkan. Masa lalu dan masa kini itu berbeda. Masa kini dan masa depan juga tidak serupa. Masa lalu sudah lewat, masa depan masih jauh. 

Jangankan membandingkan Messi dengan Pele, dengan Maradona saja masih jauh. Mungkin Pele bertumpu pada gelar Juara Dunia. Maradona punya satu gelar, Messi belum punya.

Bagi Pele yang pernah mengangkat Piala Dunia pada 1958, 1962, dan 1970, dirinya jauh lebih bagus dibanding Messi. Alasannya sederhana. Ia bisa menyepak bola sama bagusnya antara kaki kanan dan kiri serta menyundul dengan baik, sedangkan Messi hanya punya satu skil--menendang dengan kaki kiri.

Benarkah demikian? Tunggu dulu.

Jika ini alat takar yang digunakan Pele, tentu saja ikon sepak Brazil tersebut agak keliru. Rio Ferdinand, mantan bek tangguh Manchester United, pernah merasakan keampuhan sundulan Messi. Pada laga final Liga Champions 2008-2009 (27/5/2009), Si Kutu, julukan Messi, mengoyak jala MU.

Akan tetapi, Pele tidak salah-salah amat membandingkan Messi dengan Maradona. Aksi menggocek bola setelah berlari sejauh 62 meter, meleati adangan enam pemain lawan, menembak dari sudut sempit, lalu berlari ke bendera pojok serupa benar dengan gaya Maradona. Sejak laga semifinal Copa del Rey melawan Getafe itu (18/4/2007), menurut The Telegraph, Si Kutu dijuluki Messidona.

Penggemar fanatik Barcelona mestinya tidak menertawai Pele, sebab Messi juga pernah mencetak gol lewat tangannya persis gol "Tangan Tuhan" milik Maradona. Ia melakukannya saat menaklukkan kiper Espanyol, Idris Kameni, seperti dilansir oleh the18.com.

Jadi, para Cules tidak harus kebakaran janggut. Kalau bisa, hindari sumbu pendek yang membuat dada dan kepala cepat panas serta gelap mata. Apalagi meledek Pele sebagai jagoan tua yang sudah mulai demensia. Santai saja. Hidup cuma sekali dan sangat sayang bila dihiasa dengan kebencian.

Tudingan Pele bahwa Messi cuma punya satu skil juga tidak usah dibesar-besarkan. Jika kita diledek padahal tidak benar, tidak perlu marah karena itu tidak benar. Kalaupun ledekan itu benar, tidak perlu marah juga karena memang benar. Begitu petuah orang bijak.

Apakah ledekan Pele benar? Jelas tidak benar. Sepanjang 653 laga bersama Barcelona, Messi mencetak gol lewat sundulan sebanyak 23 kali dan 73 kali lewat kaki kanan. Ingat juga satu gol lewat tangan dan satu lagi lewat dada. Si Kutu sudah mencetak 567 gol bersama Barcelona yang 469 gol di antaranya berasal dari kaki kirinya. 

Bukan itu saja, Si Kutu yang bermain selama 52.804 menit sudah memberikan umpan matang berbuah gol sebanyak 222 kali. Raihan yang bahkan tidak dapat dicapai oleh Maradona, Beckenbauer, dan Cruyff. Asalkan tidak kita bandingkan dengan capaian Pele. Tidak, kita tidak boleh membandingkan keduanya. Nanti Pele sedih.

Statistik gol La Pulga | Dokpri
Statistik gol La Pulga | Dokpri

Sekarang kita kembali pada kegemparan seperti yang saya tabalkan pada awal tulisan ini.

Apa yang dilakukan Messi untuk merespons keterlemparan dirinya dari tiga bosar BDO 2018? Pekan lalu, Minggu (9/12/2018), dua gol cantik lewat tembakan bebas ia torehkan ketika derbi melawan Espanyol. 

Gary Lineker, legenda Inggris, sampai-sampai terperangah dan melongo melihat aksi ciamik Messi. Netizen dari seantero dunia kontan merundung Pele. Sebagian besar berharap Pele tidak menyaksikan kegemilangan Messi. Komentar di media sosial seketika riuh. 

Dalam data yang disajikan oleh Mister Chip, @2010MisterChip, gol lewat tendangan bebas Messi mencapai angka 19 dalam empat musim terakhir. Torehan itu bahkan melebihi Juventus (18 gol); Real Madrid, Lyon, Roma (14); Bayer Muenchen (13); PSG, Monaco, Sampdoria (12); AC Milan, Chelsea, dan Liverpool (11).

Dahsyat, kan? Betapa tidak, satu kaki Messi yang dipakai saat tendangan bebas mampu mengalahkan raihan 11 klub sepak bola ternama dari lima liga top Eropa. Pujian yang dibalut kritik dari Pele sangat benar adanya. Andaikan tanpa Messi, raihan gol Baercelona dari tendangan bebas hanya 5 gol, sebab dari total 24 gol milik La Blaugrana ada 19 gol yang berasal dari kesaktian kaki kiri Messi.

Tidak heran jika Lineker berkicau merdu di Twitter, @GaryLineker, dengan sindiran yang amat tajam. "Posisi kelima Ballon d'Or," katanya seraya menampilkan sebuah tayangan video berisi aksi Messi melumpuhkan Diego Lopez.

Kalaupun ada yang harus bergidik jika melihat sepak terjang Messi yang tengah tokcer, mestinya Pochettino dan anak-anak asuhnya. Bagaimanapun, Tottenham Hotspurs harus menang di Camp Nou kalau ingin aman melewati fase grup Liga Champions.

Itu bukan pekerjaan mudah. Bila Messi dan rekan-rekannya ngeyel mengejar bola seperti pada laga derbi kemarin, rasanya berat bagi Spurs untuk menundukkan Barca. Ingat, di kandang mereka saja digilas 2-4. 

Meski begitu, masih ada peluang. Kane dan koleganya harus punya bekal lebih dari sekadar semangat bertanding dan teknik bermain. Mereka harus mengeruk seluruh kemampuan yang mereka miliki. Tampil seadanya lalu kalah, kemudian pada saat bersamaan Inter Milan mengalahkan PSV Eindhoven, alamat Spurs bersimbah air mata kegagalan.

Maka, wahai para Cules di seluruh muka bumi, berhentilah menghujat Pele. Sejatinya, Pele tengah melecut Messi agar kembali tampil ganas. Hentikan pula cemeehan pada Ballon d'Or, sebab tidak setiap saat kita merengkuh persis seperti yang kita harapkan.

Apakah yang mesti kita endapkan dari cambukan Pele kepada Messi? 

Saran saya sepele. Jangan sekali-kali bertanya pada Pak Edy, Ketua Umum PSSI. Jawaban beliau sudah terang benderang: Apa hak Anda bertanya seperti itu kepada saya? []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun