Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Bahasa Rakyat bagi Budiman Sudjatmiko

4 November 2018   20:02 Diperbarui: 11 November 2018   16:37 5680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana deklarasi Inovator 4.0 Indonesia di Museum Cemara Jakarta Pusat pada Kamis (20/9/2018) | Dokumentasi Pribadi

Apakah hajat besar Budiman dalam membangun desa sebagai jalan menuju Indonesia tumbuh bersama? Tentu itu bukan perkara yang mudah meskipun bukan pula sesuatu yang mustahil. Jika seluruh komponen bangsa bersatu, yang mustahil pun dapat menjadi mungkin.

"Dalam rentang lima tahun sejak UU Desa disahkan telah tumbuh 4000 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)," tutur Ronggo Purwoko kemarin dalam pertemuan Inovator 4.0 Indonesia. Kabar itu tentu menggembirakan dan, moga-moga, alamat harapan yang membahagiakan.

Maka, lewat tulisan ini, adalah patut jika saya mengajak teman-teman untuk tidak apatis melihat perangai wakil rakyat. Kita bisa "mengisi" kursi-kursi di Senayan dengan memilih wakil yang memang layak, patut, dan pantas.

Tatkala hak pilih kita abaikan, ada kemungkinan yang berjodoh dengan Senayan justru "politisi sontoloyo". Padahal, kita menginginkan wakil rakyat yang berkualitas. Kalau bisa, kualitas nomor wahid. Bukan wakil rakyat yang asbun, banyak bacot dangkal budi, atau ujung-ujungnya menikung rakyat dengan mengerat uang negara.

Jadi, mari waras bareng saat masuk ke bilik suara. Dengan demikian, moga-moga, Pileg 2019 akan menghasilkan wakil rakyat yang tidak pilek dan hanya peduli pada partai dan dirinya sendiri. []

Catatan: Budiman Sudjatmiko adalah sosok kedua yang saya udar secara khusus. Sosok pertama, Mukhtar Tompo, bisa dibaca di sini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun