Apakah hajat besar Budiman dalam membangun desa sebagai jalan menuju Indonesia tumbuh bersama? Tentu itu bukan perkara yang mudah meskipun bukan pula sesuatu yang mustahil. Jika seluruh komponen bangsa bersatu, yang mustahil pun dapat menjadi mungkin.
"Dalam rentang lima tahun sejak UU Desa disahkan telah tumbuh 4000 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)," tutur Ronggo Purwoko kemarin dalam pertemuan Inovator 4.0 Indonesia. Kabar itu tentu menggembirakan dan, moga-moga, alamat harapan yang membahagiakan.
Maka, lewat tulisan ini, adalah patut jika saya mengajak teman-teman untuk tidak apatis melihat perangai wakil rakyat. Kita bisa "mengisi" kursi-kursi di Senayan dengan memilih wakil yang memang layak, patut, dan pantas.
Tatkala hak pilih kita abaikan, ada kemungkinan yang berjodoh dengan Senayan justru "politisi sontoloyo". Padahal, kita menginginkan wakil rakyat yang berkualitas. Kalau bisa, kualitas nomor wahid. Bukan wakil rakyat yang asbun, banyak bacot dangkal budi, atau ujung-ujungnya menikung rakyat dengan mengerat uang negara.
Jadi, mari waras bareng saat masuk ke bilik suara. Dengan demikian, moga-moga, Pileg 2019 akan menghasilkan wakil rakyat yang tidak pilek dan hanya peduli pada partai dan dirinya sendiri. []
Catatan: Budiman Sudjatmiko adalah sosok kedua yang saya udar secara khusus. Sosok pertama, Mukhtar Tompo, bisa dibaca di sini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H