Lantas bagaimana kaidah penggunaan "ke"?Â
Kata depan "ke" digunakan untuk menyatakan tempat tujuan. Penulisannya di muka kata benda yang menyatakan tempat. Misalnya: Minggu depan kami akan bertamasya ke Wakatobi. Atau: Ayah berangkat ke Kajang.
Kata depan "ke" dapat diikuti oleh kata yang menunjukkan bagian dari tempat yang dimaksud. Misalnya: ke atas, ke belakang, ke dalam, ke depan, ke kanan, ke kiri, ke luar, ke muka, ke samping, ke sebelah, ke sisi, atau ke tengah.
Begitulah aturan mainnya.Â
Pendek kata, ada saat yang tepat untuk menggunakan "ke" seperti ada waktu yang pas untuk memakai helm. Jika kita sedang mengendarai motor, ya, sebaiknya kita memakai helm. Tetapi, akan aneh jika kita memakai helm saat menyetir mobil. Boleh sih, tidak akan ada yang melarang.
Pada hujan, kugugurkan rinduku kepadamu.
Selanjutnya, mari kita bahas perkara kepada dan pada. Barangkali kalian masih sukar membedakan kapan menggunakan "pada" dan bilamana memakai "kepada". Pernah satu ketika ada teman Facebook yang menulis di dinding orang yang dikasihinya: Aku rindu padamu.
Rekan saya tersebut pasti sungguh-sungguh merindukan orang yang dikasihinya sampai-sampai status semengharukan itu dipajang dan dibaca banyak orang. Atau, barangkali ia sedang iseng dan tidak tahu harus menulis status apa.
Yang pasti, rekan saya tersebut masih bingung membedakan penggunaan "padamu" atau "kepadamu". Dan, ia pasti lebih peduli pada perasaan rindunya daripada rasa kebingungannya dalam menentukan apakah harus menggunakan kata depan "pada" atau "kepada".
Dulu, semasa remaja, saya juga sempat bingung. Sekarang saya sudah tahu bahwa di depan objek dalam kalimat yang predikatnya bermakna "tertuju terhadap sesuatu", sebaiknya saya memakai "kepada". Bukan "pada". Jadi: Aku rindu kepadamu!
Aturan mainnya begini. Kata depan "pada" berfungsi untuk menandai hubungan tempat atau waktu, diletakkan di muka kata benda atau frasa benda. Misalnya: Pada tiap-tiap kecamatan akan didirikan perpustakaan atau taman baca. Atau: Dia akan berangkat pada hari Rabu.