Tanda tanda hubung diletakkan pada pengulangan unsur pertama, misalnya kapal barang (kapal-kapal barang), kereta api cepat (kereta-kereta api cepat), atau surat kabar (surat-surat kabar).
Kata ulang yang dibubuhi awalan pada unsur pertama ditulis serangkai dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya. Misalnya bercita-cita, bercerai-berai, dibentak-bentak, dibongkar-bangkir, menjadi-jadi, melompat-lompat, terbata-bata, atau terkencing-kencing.
Jika awalan dibubuhkan pada kata ulang dengan konsonan /kpst/ yang mengawali kata pertama, konsonan itu harus diluluhkan dan ditulis serangkai dengan memakai tanda hubung di antara unsur-unsurnya.
Misalnya ketuk-ketuk (mengetuk-ngetuk), pukul-pukul (memukul-mukul atau pukul-memukul), seret-seret (menyeret-nyeret atau seret-menyeret), tarik-tarik (menarik-narik atau tarik-menarik).
Kata ulang yang dibubuhi akhiran pada unsur kedua ditulis serangkai dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya. Misalnya batu-batuan, mata-matai, kacang-kacangan, bolak-balikkan, mati-matian, atau lempar-lemparkan.
Jika awalan dibubuhkan pada kata ulang dengan konsonan /kpst/ yang mengawali kata kedua, maka kosonan itu harus diluluhkan dan ditulis serangkai dengan tanda hubung di antara unsur-unsurnya. Misalnya karang-karang (karang-mengarang), peluk-peluk (peluk-memeluk), sulam-sulam (sulam-menyulam), tulis-tulis (tulis-menulis)
Kata ulang yang dibubuhi awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya. Misalnya berdekat-dekatan, kekuning-kuningan, dipukul-pukuli, bersalam-salaman, tertutup-tutupi, sebaik-baiknya, terombang-ambingkan.
Jika awalan dan akhiran dibubuhkan sekaligus pada kata ulang dengan konsonan /kpst/ yang mengawali kata kedua, maka kosonan itu harus diluluhkan dan ditulis serangkai dengan tanda hubung di antara unsur-unsurnya.
Misalnya ketuk-ketuk (mengetuk-ngetuki), pikir-pikir (memikir-mikirkan), sembur-sembur (menyembur-nyemburkan), atau tembak-tembak (menembak-nembaki)
Kedua, memperjelas makna. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan agar maknanya persis seperti harapan penulis.Â
Kata evolusi dan revolusi, misalnya, tatkala dibubuhi awalan 'ber-'. Kehadiran tanda hubung memudahkan pembaca untuk membedakan makna "ber-evolusi" dengan "be-revolusi".