Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dari Bagus dan Bagas bagi Garuda Muda

4 Agustus 2018   05:01 Diperbarui: 4 Agustus 2018   17:00 2222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada laga pertama melawan Filipina, Garuda Muda panen gol. Serdadu belia kita menggilas lawan  dengan delapan gol tanpa balas. Pada laga itu, Si Tombak Kembar mengguratkan kisah menawan. Bagas mencetak gol, Bagus juga begitu. Bagus mencetak gol ketujuh pada menit ke-67. Ia mengontrol umpan silang Rendy Juliansyah dari sisi kanan, lalu mengecoh bek lawan, kemudian mengelabui kiper yang telanjur maju untuk menghalau bola.

Si Kakak tidak mau kalah. Pada menit ke-73, Bagus yang tengah menerabas pertahanan lawan melihat si Kakak berdiri bebas di depan gawang lawan. Ia kirim umpan matang dan dicocor si Kakak. Setelah mencetak gol, Bagas memeluk adiknya dengan air mata berderai.

Mereka bagai sepasang sahabat yang sudah saling tahu isi hati.

Bagas Mengamuk Bagus Mengaum
Pada laga kedua di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (31/7), Si Tombak Kembar kembali menyihir pemirsa. Bagus mencetak gol pertama bagi Garuda Muda pada menit ke-8 setelah memanfaatkan umpan Rendy Juliansyah. Myanmar mengurung Garuda Muda. Mistar gawang menyelamatkan Indonesia. Bola memantul dan mengawali serangan balik. Bagus melewati dua bek lawan, mengecoh kiper, dan namanya kembali tercatat di papan skor pada menit ke-26.

Mereka sangat mirip secara fisik. Tinggi badan yang hanya berselisih sesenti tidak dapat dijadikan pembeda. Model rambut pun begitu, apalagi codet di bawah mata. Tidak heran jika Fakhri kebingungan. Meski postur Bagas lebih tinggi, meski Bagas punya codet bekas luka jahitan di bawah mata, tetapi membedakan mereka bukanlah perkara mudah. Tanya saja Fakhri atau teman-teman sekampung si kembar.

Sampai sekarang saya sulit membedakan mereka. Kalau saya butuh Bagas maka saya panggil Bagus. Yang tidak menjawab pasti Bagas. ~ Fakhri Husaini, Pelatih Timnas Indonesia U-16

Bagus Gerah Bagas Marah
Laga ketiga, Kamis (2/8), akhirnya tiba. Gelora Delta Sidoarjo kembali bergelora. Thanh Trung membawa Vietnam unggul lebih dahulu. Sontekan pemain Garuda Muda dari luar kotak penalti, yang dinamai tendangan LDR oleh reporter, tidak menghasilkan gol. Hingga Supriadi menari di kotak penalti lawan, menipu tiga bek, dan memperdayai kiper dengan sontekan ke sudut kanan. 

Skor imbang 1-1 pada babak pertama. Masa jeda dimanfaatkan oleh tim pelatih untuk menggenjot Si Tombak Kembar dan kolega. Nestapa Vietnam bermula dari ganjalan bek lawan terhadap David Maulana. Bagus, yang baru masuk pada babak kedua, mengeksekusi penalti dengan tenang. Si Adik membawa Garuda Muda unggul 2-1 pada menit ke-44.

Aksi Si Tombak Kembar kembali tersaji pada menit ke-60. Mula-mula si Kakak menusuk dari sisi kanan, melesat ke daerah lawan, lalu mengirim umpan ke mulut gawang. Sang Adik melahap umpan lezat sang Kakak. Akhirnya Garuda Muda menang. Skor 4-2. Akhirnya penggemar Garuda Muda dihibur sihir Si Tombak Kembar. Tetapi Fakhri nelangsa dan harus memeras otak menghadapi laga keempat, karena pilar pertahanan tidak bisa diturunkan.

Pada menit ke-66, Nguyen Quoc Hoang yang melanggar Fajar Fathur langsung dikartumerahkan oleh wasit. Bagas meradang sehingga diacungi kartu kuning kedua. Terpaksa ia absen pada laga berikutnya. Tiada lagi aksi brilian si kembar pada laga keempat. Mungkin Bagus akan diistirahatkan untuk menemani sang Kakak. Bagaimanapun, harus ada yang memadamkan kemarahan Bagas. Dan, pasti Bagus yang paling tepat melakukannya.

Jangan lupa ada Fakhri di Garuda Muda. Selain cerdas meracik strategi, ia juga piawai memicu dan memompa semangat anak asuhnya. Sempat dipercaya mengasuh Timnas Indonesia U-17 dan U-19, kini didaulat sebagai pelatih Timnas Indonesia U-16. Kepercayaan dibalas prestasi. Fakhri mengantar Garuda Muda meraih juara di turnamen Tien Phong Plastic Cup 2017. Pemain Terbaik lewat Hamsah Lestaluhu, Top Skorer lewat Rendy Juliansyah, dan Pelatih Terbaik ikut melengkapi koleksi piala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun