Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dari Bagus dan Bagas bagi Garuda Muda

4 Agustus 2018   05:01 Diperbarui: 4 Agustus 2018   17:00 2222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amiruddin Bagas Kaffi Arrizqi (Bagas) dan Amirudin Bagus Kaffi Alfikri (Bagus).(Kompas.com/Ika Fitriana)

Selalu ada sisi menarik dari sebuah tim sepak bola. Timnas junior Indonesia, misalnya, yang kini berlaga di Turnamen AFF U-16. Tim besutan Fakhri Husaini, mantan pemain timnas senior, sudah memenangi tiga laga penyisihan grup.

Bagi pencinta sepak bola, terutama pendukung Garuda Muda, tentu terpangah melihat aksi sepasang kembar dari Magelang. Mereka adalah Amiruddin Bagus Kaffi Alfikri dan Amiruddin Bagas Kaffa Arrizqi. Mereka laksana sepasang tombak kembar saat membela Garuda Muda. Mereka demikian trengginas menggasak musuh. Bagus Kahfi, sang adik, tokcer di depan sebagai penyerang. Sang kakak, Bagas Kaffa, moncer di belakang sebagai benteng.

Pada laga melawan Filipina, Bagus melayani Bagas dengan umpan matang di mulut gawang dan jadi gol. Pada laga melawan Vietnam, Bagas memanjakan Bagus dengan umpan cantik dan berbuah gol.

Mereka, Si Tombak Kembar, kembar identik yang tampil brilian bersama Garuda Muda.

Bagas Mengumpan Bagus Menekan
Mereka tidak terpisahkan. Di mana ada Bagas di situ ada Bagus. Empat Sekolah Sepak Bola (SSB) jadi saksi, yakni Gelora Putra Deltras Sidoarjo, Blue Eagle Jakarta, Universitas Diponegoro Semarang, dan Putra Kalteng. Lalu berkelana ke Frenz Malaysia dan Chelsea Singapura.

Siapa menanam akan memanen. Begitulah hakikat hidup. Setelah mengembara demi menimba ilmu mengolah si kulit bundar, pada Oktober 2015 mereka bergabung dengan 14 pemain junior Timnas Indonesia U-13. Mereka turut menumbangkan Pagaza FC pada laga final. Mereka pulang ke kampung dengan oleh-oleh medali juara International Invitational Youth Football Tournament Pinas Cup 2015. Mereka dielu-elukan oleh warga desa Pancuranmas, Magelang.

Kini mereka dipercaya membela Garuda Muda. Sekolah dikorbankan. Mimpi menimba ilmu di SMAN 5 Kota Magelang terancam kandas.

Bagus Menari Bagas Menangis 
Namanya juga kembar. Semula mereka sama-sama penyerang hingga posisi memisahkan mereka. Bagas tetap beraksi di kotak penalti lawan, sedangkan Bagus pindah ke belakang dan sesekali merangsek ke depan.

Keajaiban terjadi ketika seleksi Timnas Indonesia U-16. Kala itu Bagus tidak ikut seleksi. Fakhri keliru. Ia tidak dapat membedakan si kembar. Alih-alih ditempatkan di lini depan, Bagas dipasang sebagai bek sayap kanan.

Kepalang basah sekalian mandi. Bagas kini menempati posisi bek, sedangkan Bagus beralih tugas selaku perobek jala lawan. Kolaborasi keduanya bagai penari dan penyanyi di panggung. Sangat menghibur sekaligus sangat mematikan. Keduanya manut pada keputusan pelatih.

Pada laga pertama melawan Filipina, Garuda Muda panen gol. Serdadu belia kita menggilas lawan  dengan delapan gol tanpa balas. Pada laga itu, Si Tombak Kembar mengguratkan kisah menawan. Bagas mencetak gol, Bagus juga begitu. Bagus mencetak gol ketujuh pada menit ke-67. Ia mengontrol umpan silang Rendy Juliansyah dari sisi kanan, lalu mengecoh bek lawan, kemudian mengelabui kiper yang telanjur maju untuk menghalau bola.

Si Kakak tidak mau kalah. Pada menit ke-73, Bagus yang tengah menerabas pertahanan lawan melihat si Kakak berdiri bebas di depan gawang lawan. Ia kirim umpan matang dan dicocor si Kakak. Setelah mencetak gol, Bagas memeluk adiknya dengan air mata berderai.

Mereka bagai sepasang sahabat yang sudah saling tahu isi hati.

Bagas Mengamuk Bagus Mengaum
Pada laga kedua di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (31/7), Si Tombak Kembar kembali menyihir pemirsa. Bagus mencetak gol pertama bagi Garuda Muda pada menit ke-8 setelah memanfaatkan umpan Rendy Juliansyah. Myanmar mengurung Garuda Muda. Mistar gawang menyelamatkan Indonesia. Bola memantul dan mengawali serangan balik. Bagus melewati dua bek lawan, mengecoh kiper, dan namanya kembali tercatat di papan skor pada menit ke-26.

Mereka sangat mirip secara fisik. Tinggi badan yang hanya berselisih sesenti tidak dapat dijadikan pembeda. Model rambut pun begitu, apalagi codet di bawah mata. Tidak heran jika Fakhri kebingungan. Meski postur Bagas lebih tinggi, meski Bagas punya codet bekas luka jahitan di bawah mata, tetapi membedakan mereka bukanlah perkara mudah. Tanya saja Fakhri atau teman-teman sekampung si kembar.

Sampai sekarang saya sulit membedakan mereka. Kalau saya butuh Bagas maka saya panggil Bagus. Yang tidak menjawab pasti Bagas. ~ Fakhri Husaini, Pelatih Timnas Indonesia U-16

Bagus Gerah Bagas Marah
Laga ketiga, Kamis (2/8), akhirnya tiba. Gelora Delta Sidoarjo kembali bergelora. Thanh Trung membawa Vietnam unggul lebih dahulu. Sontekan pemain Garuda Muda dari luar kotak penalti, yang dinamai tendangan LDR oleh reporter, tidak menghasilkan gol. Hingga Supriadi menari di kotak penalti lawan, menipu tiga bek, dan memperdayai kiper dengan sontekan ke sudut kanan. 

Skor imbang 1-1 pada babak pertama. Masa jeda dimanfaatkan oleh tim pelatih untuk menggenjot Si Tombak Kembar dan kolega. Nestapa Vietnam bermula dari ganjalan bek lawan terhadap David Maulana. Bagus, yang baru masuk pada babak kedua, mengeksekusi penalti dengan tenang. Si Adik membawa Garuda Muda unggul 2-1 pada menit ke-44.

Aksi Si Tombak Kembar kembali tersaji pada menit ke-60. Mula-mula si Kakak menusuk dari sisi kanan, melesat ke daerah lawan, lalu mengirim umpan ke mulut gawang. Sang Adik melahap umpan lezat sang Kakak. Akhirnya Garuda Muda menang. Skor 4-2. Akhirnya penggemar Garuda Muda dihibur sihir Si Tombak Kembar. Tetapi Fakhri nelangsa dan harus memeras otak menghadapi laga keempat, karena pilar pertahanan tidak bisa diturunkan.

Pada menit ke-66, Nguyen Quoc Hoang yang melanggar Fajar Fathur langsung dikartumerahkan oleh wasit. Bagas meradang sehingga diacungi kartu kuning kedua. Terpaksa ia absen pada laga berikutnya. Tiada lagi aksi brilian si kembar pada laga keempat. Mungkin Bagus akan diistirahatkan untuk menemani sang Kakak. Bagaimanapun, harus ada yang memadamkan kemarahan Bagas. Dan, pasti Bagus yang paling tepat melakukannya.

Jangan lupa ada Fakhri di Garuda Muda. Selain cerdas meracik strategi, ia juga piawai memicu dan memompa semangat anak asuhnya. Sempat dipercaya mengasuh Timnas Indonesia U-17 dan U-19, kini didaulat sebagai pelatih Timnas Indonesia U-16. Kepercayaan dibalas prestasi. Fakhri mengantar Garuda Muda meraih juara di turnamen Tien Phong Plastic Cup 2017. Pemain Terbaik lewat Hamsah Lestaluhu, Top Skorer lewat Rendy Juliansyah, dan Pelatih Terbaik ikut melengkapi koleksi piala.

Moga-moga Fakhri kembali merajut prestasi di Turnamen AFF U-16 sebagai juara. Masih dua laga di penyisihan grup. Menang atas Timor Leste pada 4 Agustus berarti semifinal dalam genggaman. Menang atas Kamboja pada 6 Agustus berarti juara grup.

Tetap terbang dengan sigap, Garuda Muda. Tetap ledakkan semangat tempur, Si Tombak Kembar.

Kandangrindu, 2018

Rujukan:

1. Kisah si Kembar

2. Posisi si Kembar

3. Perbedaan si Kembar

4. Kiprah Fakhri Husaini

5. Fakhri Membedakan Si Kembar

6. Kartu Merah Bagas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun