Karena saya mencintai Indonesia maka saya mencintai bahasa Indonesia. Dalam kaidah berbahasa Indonesia yang tepat, tidak ada bentukan mensukseskan atau mensemarakkan. Itu kesalahan yang dikira kebenaran. Asal sembur kata.
Pengimbuhan me- punya aturan main. Ketika me- bertemu dengan kata dasar berawalan /s/ maka menjadi meny-. Bukan men-. Sederhananya begini. Jika kata dasar singkir dibubuhi awalan me- maka hasilnya adalah menyingkir. Bentukan sambar adalah menyambar. Bukan mensingkir atau mensambar.
Bagaimana dengan mensukseskan? Itu keliru. Turunan sukses saat dibubuhi imbukan me-kan adalah menyukseskan, bukan mensukseskan. Bagaimana bisa kita berkoar-koar tentang cinta Indonesia jikalau bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa tidak kita cintai?
Itulah sebabnya saya ogah diajak mensukseskan Asian Games 2018. Kendatipun Presiden yang mengajak pasti saya tampik. Beda kalau saya diminta menyukseskan Asian Games. Jangankan Presiden, tetangga yang minta pun akan saya turuti.
Adapun makna pengimbuhan me-kan atas kata sukses adalah 'membuat jadi sukses'. Bagaimana cara kita menyukseskan Asian Games? Ya, sesuai dengan kapasitas, tanggung jawab, dan kemampuan kita. Mampu dan mau ke stadion mendukung atlet, ya, ke sanalah. Cuma mampu berdoa di depan layar kaca, ya, berdoalah. Mana tahu doa kota makbul.
Bagaimana dengan ajakan mensemarakkan? Sama saja. Itu perekabentukan yang keliru. Kata dasarnya semarak. Kata itu diawali konsonan /s/. Konsonan /s/ dikenai hukum luluh atau lesap atau disenyawakan dengan bunyi nasal dari awalan. Maka, kata yang tepat adalah menyemarakkan.
Apa makna menyemarakkan? Sederhana, 'membuat jadi semarak'. Kalau kalian warga Palembang atau Jakarta, jagalah kebersihan dan keindahan lingkungan sekitar. Buang sampah pada tempatnya. Biarkan para tamu menyaksikan disiplin dadakan kita. Ups!
Kalau kalian mengajak saya menyemarakkan Asian Games pasti saya sanggupi. Mengapa? Karena saya mencintai Indonesia. Tanpa kalian ajak pun saya pasti menyemarakkan Asian Games 2018. Tentu sesuai dengan kemampuan saya.
Mudah-mudahan kalian bisa memahami pendapat saya. Tidak mau paham juga tidak apa-apa. Kita tidak harus seragam dalam pikiran, perkataan, atau perbuatan. Kalian ingin setia pada mensukseskan dan mensemarakkan juga tidak apa-apa. Itu hak kalian.
Dalam hidup yang sementara ini memang tidak sedikit manusia yang mencintai kesalahan. Sudah tahu salah saja masih dilakukan, apalagi tidak tahu bahwa yang dilakukannya merupakan sesuatu yang salah alias keliru.
Namun, menyukseskan dan menyemarakkan Asian Games 2018 bukanlah sesuatu yang keliru. Itu heroik. Patriotik. Ini negeri kita. Indonesia kita. Tiada salahnya kita bersama-sama menyatukan energi untuk Indonesia yang kita cintai.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!