Sementara itu, menyampaikan ulang sebuah twit disebut retwit. Jadi bukan ritwit. Bahasa Indonesia tidak mengenal 'ri-', tetapi 're-' seperti pada kata reduplikasi, regenerasi, atau resolusi. Dengan demikian, kata yang tepat adalah meretwit. Â
5. Meme
Pada mulanya, meme digunakan sebagai hiburan. Sekadar lucu-lucuan. Isinya cuplikan gambar dari acara televisi, film, foto, atau gambar-gambar buatan sendiri yang dimodifikasi dengan menambahkan kata-kata atau tulisan-tulisan untuk tujuan melucu dan menghibur.
Kemudian, netizen yang sangat kreatif  membuat meme dalam bentuk gambar atau video plesetan, humor, parodi, atau gambar lucu yang bertujuan menyindir, mengkritik, atau mengecam. Messi dan Ronaldo kalah di Piala Dunia 2018 langsung dijadikan meme.
Kata ini kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia, jadi tidak perlu dimiringkan ketika ditulis. Biarlah meme tetap tegak supaya menghibur. Miring sedikit bisa memicu baper. Apalagi ada yang membuat meme atas dasar caper.
Sekarang kita sisir enam kata atau istilah asing yang harus tetap dicetak miring jika digunakan dalam tulisan. Kendatipun sah-sah saja digunakan, saya menyarankan kepada kalian untuk memakai padanan istilahnya.
Stasiun televisi dan radio paling kerap menggunakan istilah talk show. Biasanya wicara digelar dalam sebuah panel dengan beberapa tokoh selaku narasumber dan dipandu oleh pembawa acara. Lambat laun, diskusi-diskusi ringan pun disebut talk show.
Istilah itu berasal dari bahasa Inggris. Sebenarnya kita punya padanannya, yakni tayang bincang atau gelar wicara. Rasa ejanya juga lebih pas dengan lidah Nusantara. Ketika tiba di kuping juga berasa lebih lembut dan lezat didengar.
Ajaibnya, para praktisi perbukuan pun kerap menggunakan istilah asing itu. Ketika sebuah buka baru dilansir atau diluncurkan, spanduk atau kain rentang berisi kata delapan huruf itu dicetak besar-besar.Â
Tidak usah heran. Sebagian kecil praktisi perbukuan memang doyan memakai istilah asing. Coba saja cari buku tentang pengasuhan. Kalian pasti sulit menemukannya terpajang di toko buku, sebab yang banyak justru buku tentang parenting.