Sebelum saya tutup tulisan ini, saya tambahkan satu tabel ringkas. Siapa tahu berguna bagi kalian. Isinya tentang varian kata "mengangguk".
Ketika rasa marah membuncah di dada, ketika rasa kecewa menguasai hati, ketika rasa benci memantik hasrat pergi, cobalah tarik napas dan masuki sunyi.
Kita terlalu sering melihat sesuatu cuma dari satu sisi. Kita hanya percaya bahwa hasil penjumlahan 7 + 7 selalu 14. Kita begitu karena itulah yang kita mamah sejak kecil. Padahal, hasilnya bisa saja segitiga apabila kita melihatnya dari sisi berbeda.
Ketika syahwat pergi menjadi-jadi, berbaliklah sejenak ke masa lalu. Kenang-kenanglah masa-masa susah yang pernah kita jalani. Hasilnya akan berbeda, seperti 7 + 7 ternyata segitiga.
Inilah tulisan terpanjang saya selama menulis di Kompasiana. Semoga kalian tidak jemu membacanya. Saya harap tulisan ini menyenangkan hati kalian dan mengenyangkan rasa lapar kalian pada kata.
Andaikan tulisan ini berguna, bolehlah kalian bagikan kepada sesama. Mana tahu ada teman atau rekan kalian yang membutuhkan. Kita tidak tahu seberapa penting sesuatu terhadap diri kita sebelum kita kehilangan sesuatu itu. Maka, simpanlah. Siapa tahu nanti, entah cepat entah lambat, tulisan ini berguna bagi kalian.
Sebagai penutup, izinkan saya berterima kasih kepada kalian yang sudah berlama-lama dan berpayah-payah membaca tulisan ini hingga rampung. Selamat memperkaya diri dengan kosakata.Â
Selamat menulis dalam bahasa Indonesia yang kaya. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H