Hasrat Pasukan dari Balkan ini begitu kuat untuk mengukir sejarah baru. Ketika sebuah tim bermain sepenuh cinta, memainkan tekanan sebagai tuas pengungkit tenaga, menikmati tantangan sebagai pemicu dan pemacu adrenalin, maka yang kita saksikan semata-mata kenikmatan dan kesenangan memainkan bola.
Modal itu juga dimiliki Inggris, tetapi mereka mengusung beban sebagai tim bertabur sejarah gemilang. Jika tidak sanggup keluar dari tekanan, Inggris akan terjelengar di akhir laga.
***
Bagi saya, paling utama adalah bermain sebaik mungkin di setiap laga. Kami akan menunjukkan permainan terbaik.
~ Luka Modric, Kapten Kroasia
Bukan hanya warga Kroasia yang membanjiri Rusia. Sang Presiden, Kolinda Grabar-Kitarovic, menyaksikan laga perempat final bersama Davor Suker. Bahkan, Sang Presiden ikut merayakan kemenangan bersama para pemain di ruang ganti. Dukungan suporter jelas penting bagi pemain. Tak heran apabila banyak yang menganggap suporter sebagai pemain kedua belas.
Kroasia memiliki empat gelandang tengah yang memperkuat tim super di Eropa. Rakitic adalah andalan Barcelona, Modric merupakan roh permainan Real Madrid, Kovacic menjadi gelandang bertahan Real Madrid, dan Marcelo Brozovic sebagai roh permainan Inter Milan.
Akan tetapi, muara serangan tetaplah Modric. Gelandang kreatif bergelar Cruyff dari Kroasia itu adalah penerus legenda seperti Boban, Suker, Bilic, dan Boksic. Karena gocekan dan umpan mautnya, tiga tahun berturut-turut ia terpilih dalam FIFA World XI, yakni pada 2015, 2016, dan 2017. Sihir yang kerap dipertunjukkan di Real Madrid sudah ia tunjukkan selama membela Kroasia.
Sah-sah saja apabila Inggris menunggu tuah sejarah. Piala Dunia 2018 adalah edisi kelima dengan empat tim di babak semifinal yang hanya menampilkan tim dari Eropa. Sebelumnya pernah terjadi pada Piala Dunia 1934, 1966, 1982, dan 2006. Tiga dari empat turnamen itu dijuarai oleh Italia. Satu lagi, 1966, menjadi milik Inggris. Tuah itu mungkin saja terjadi. Tetapi, langkah Inggris tidak akan mudah.
Ada pemain yang bisa menggagalkan ambisi Inggris. Modric namanya. Sang Kapten pasti siap memamerkan sihir dan mengejutkan Inggris dengan sengatan umpan matang atau golnya. Perisic dan Mandzukic siap menjadi penyelesai yang mumpuni.Â