Ada dua contoh. Pertama, Ivan Perisic mencetak gol kemenangan melawan Islandia pada pertandingan grup terakhir mereka. Kedua, Mario Mandzukic mencetak gol penyama kedudukan melawan Denmark di menit ke-3 pada laga perdelapan final.
Pasukan Vatreni, julukan Kroasia, adalah segerombolan serdadu yang tidak kenal takut. Tidak ada rasa takut dalam diri kami. Begitu alarm dari Mandzukic, juru gedor Kroasia, kepada para penggawa Inggris.Â
Pernyataan itu bukanlah pepesan kosong. Kami menghormati setiap lawan, tetapi kami percaya pada kemampuan kami. Begitu bunyi alarm kedua dari striker Juventus itu.
Bertumpu pada rentetan kemenangan yang ditorehkan Kroasia selama di Rusia, Inggris tidak boleh gegabah. Sekali ceroboh, Inggris akan mengikuti jejak Argentina, Denmark, dan Rusia sebagai tumbal Vatreni menuju babak final.
***
Alasan Ketiga: Pemain Petarung
Inggris memiliki banyak pemain muda yang hebat, tetapi kami sadar bahwa kami kuat dan tidak takut kepada siapa pun.
~ Zlatko Dalic, Pelatih Kroasia
Mario Mandzukic, Luka Modric, dan Ivan Rakitic sudah meraih banyak trofi di klub. Ivan Perisic mencetak gol kemenangan melawan Islandia pada pertandingan grup terakhir mereka. Danijel Subasic, sang kiper, menggagalkan empat tembakan penalti pada babak tos-tosan melawan Denmark dan Rusia di babak gugur.
Pada kesempatan pertama mengikuti Piala Dunia 2018, di Prancis, Kuda Hitam dari Balkan tampil memukau. Rumania mereka tekuk di perdelapan final. Lalu, Jerman mereka hajar di perempat final. Mereka tersandung di semifinal. Vatreni menyerah 2-1 di hadapan tuan rumah Prancis.
Bagi yang kangen Boban, kini dapat mengobati rindu dengan menyaksikan alot dan liatnya Rakitic. Lari tanpa kenal lelah, bertahan dan menyerang dengan baik, serta menjaga piawai keseimbangan antara lini belakang dan lini depan. Ekspresinya bak petarung tak kenal jeri. Jikalau tampil dalam performa terbaik, ia bisa menjadi pemutus serangan Inggris sekaligus perintis serangan balik.