"Orang yang mengatakan 'yang tak terwakili oleh kata-kata' sebenarnya karena kurang perbendaharaan kata."
Remba mengangguk. "Lalu menimpakan kesalahan pada kata!"
"Terima kasih atas cintamu kepadaku." Mata Tami berbinar-binar.Â
Mata Remba berkaca-kaca. "Akulah yang seharusnya berterima kasih."
"Untuk apa?"
"Karena kamu mau mencintai lelaki seperti aku."
"Dimaklumi saja...."
"Maksudmu?" tanya Remba dengan tatapan menyelidik.
"Aku sedang khilaf."
Remba terkekeh, Tami tersenyum. [kp]
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!