Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Tiga Prosa Lirih tentang Perasaan, Penjara, dan Pulau Cinta

17 Juni 2018   21:50 Diperbarui: 18 Juni 2018   04:32 3322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata mataku yang memasuki matamu, mengubur cemasmu, dan menaklukkan kepedihanmu. Kutemukan hutan air mata yang lebat dan lekat. Kurasakan kesedihanku pekat dan penat. Kuselipkan kesunyian pada kepedihanmu. 

Matamu ialah kota tua yang ditinggalkan dan dilupakan penghuninya. Kutemukan air di matamu, dan  kukira itu bukan air mata kesedihan. Kudengar bunyi sunyi di matamu, tetapi kukira bukan sunyi yang mematikan. Mataku kini sunyi yang berkali-kali menabuh luka. Persis seperti mata rakyat yang berhari-hari menanti politisi memenuhi janji.

Tentang Penjara yang Mengesalkan dan Mengesankan

Cinta ternyata memang bukan pekerjaan mudah, tetapi akan mudah jika kamu memilihku.

Ketika kamu jatuh cinta, sesungguhnya kamu sedang memasuki sebuah penjara.

Namun, kemalanganmu belum berhenti di sana. Saat kamu memilih siapa yang kaucintai, sesungguhnya kamu sudah memutuskan untuk menetap di dalam penjara cinta dalam masa tak menentu, sepanjang kamu masih suka berada di dalamnya. Tetapi, jangan cemas. Cinta adalah penjara yang tenang dan menenangkan.

Pada sebuah jalinan cinta, kamu harus belajar menahan diri. Ya. Menahan diri dari perkataan yang dapat menyakiti perasaan pasangan. Menahan diri dari tindakan yang dapat memicu pertengkaran. Bahkan menahan diri untuk menjadi diri sendiri.

Kau juga harus mau dan mampu menguasai ilmu memahami. Ya. Memahami perasaan, pikiran, dan harapan orang yang kaucintai. Itu tidak mudah, karena kamu mesti dengan senang hati menahan diri dari perasaan, pikiran, dan segala harapanmu.

Yang menyenangkan dalam penjara perasaan itu adalah kamu tidak sendirian. Kamu akan berada di sana bersamaku. Ya, bersamaku.

Tentang Pulau Cinta yang Ada Kita 

Cinta ternyata memang bukan pekerjaan mudah. Tetapi, tak ada yang akan memelukmu melebihi kehangatan cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun