"Lidah Kera memang tidak peka!"
Putra Sesepuh Rubah dan teman-temannya menengok sekeliling. Setelah merasa aman, mereka tinggalkan Kebun Anggur sambil meledek kedunguan Suku Kera.
Dari dahan beringin, Sepasang Kera Penjaga tersenyum melihat tingkah para Rubah.
"Mereka menguji sesuatu dengan cara yang salah," gumam Kera Penjaga Kesatu. "Karena salah menguji, salah pula hasilnya. Mereka rugi sendiri."
Kera Penjaga Kedua tertawa. "Mereka menuduh kita bodoh, padahal merekalah yang bodoh. Mereka selalu bangga selaku yang terbaik, padahal tidak selamanya terus begitu."
"Matahari saja ada waktu terbit dan terbenam."
/2/
Rata-rata yang berpuasa percaya bahwa menahan haus lebih berat dibanding menahan lapar. Bagi saya tidak. Yang berat justru menahan sangek. Apalagi kalau melihat asbak atau bungkus rokok. Ups!
Padahal sebenarnya mengatasi rasa haus itu mudah, asalkan tahu caranya. Mudahnya begini. Cari tahu saja apa penyebab haus itu. Biar kalian tidak repot, saya bocorkan saja penyebabnya.
Pertama, jangan masak makanan terlalu asin. Kadar garam yang tinggi cepat mengisap cairan yang dibutuhkan oleh sel-sel dalam tubuh. Bagi mahasiswa atau kaum kos-kosan yang sahur di warteg dan serumpunnya, jauhi dulu ikan asin.
Kedua, jangan melahap makanan yang kuah santannya bergelinang atau mengandung banyak minyak. Apalagi langsung menenggak seliter minyak goreng. Minyak yang menempel di tenggorokan cepat memicu rasa haus. Cara mengatasinya tidak sulit, kok. Cukup segelas air hangat menjelang imsak.