Bagaimana menurut kamu? Apakah semangatnya akan jeblok setelah kelas pertama ternyata tidak dijubeli peserta? Jika jawabanmu "tidak", kamu benar. Ia tidak patah semangat. Alih-alih putus asa, semangatnya tambah menggebu. Layaknya petinju yang kalah KO pada pertarungan pertamanya, ia berdiri tegak dan menyusun rencana lebih matang.Â
Katanya, Katahati akan menggelar Kelas Menulis bagi kalangan profesional seperti dokter, pengacara, arsitek, staf ahli, staf humas, dsb. Bahkan gebrakan lain seperti Parade 300 Pembaca Puisi. Tetapi aku tidak akan membocorkan semuanya kepadamu. Mana tahu kamu berhasrat mencari tahu sendiri di Instagram atau Facebook Katahati.
Aku hanya bisa tersenyum dan berdoa--aih, berdoa.
***
Kalau saja kamu ada di sini, kamu pasti akan terkesima melihat harapan memancur dari matanya. Boleh jadi malah seperti aku: terpesona! Aku mengira ia sudah menghapus kata "menyerah" atau "putus asa" dari kamus hidupnya. Atau, jangan-jangan ia memang tidak mengenal kedua kata itu. Dan, hatiku yang memastikan bahwa aku makin mencintainya.
Begitulah. Aku sudah menuturkan semuanya kepadamu. Oh, maaf. Ternyata belum semuanya. Aku belum menyebut namanya. Janggal juga kalau kamu tidak tahu namanya. Baiklah. Namanya Amel. Aku menyapanya dengan sebutan khusus: Pepuja Hatiku.
Kandangrindu, Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H