Lantaran menulis adalah pelesiran batin, saya tidak akan memilih gagasan yang masih musykil ditulis: data belum cukup, bentuk belum jelas, tokoh belum pasti, atau alur masih kabur. Namanya juga pelesiran batin, saya harus memastikan bahwa menulis adalah sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan. Bukan sebaliknya, menyiksa batin sampai-sampai makan berasa tak lezat dan tidur tak lagi nyenyak.
Tiga hal itulah yang saya lakukan apabila Si Gagasan tersesat dan terkurung di dalam bilik memori saya. Hanya tiga itu. Tidak kurang, tidak lebih. Bagaimana dengan kalian? Di mana kalian sering bertemu dengan Si Gagasan? Ah, maaf, kalian pasti sudah sering bertemu dengannya, entah di mana dan bagaimana caranya.Â
Akan tetapi, tidak ada juga faedahnya sering bertemu dengan Si Gagasan jika ia hanya dibiarkan datang sekejap dan hilang selamanya. [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H