Indonesia menjadi negara tujuan pertama lawatan Paus Fransiskus di Asia Pasifik kali ini. Paus sudah tiba hari ini dan tinggal di Indonesia sampai dengan 6 September 2024.
Mengapa bukan Singapura jadi negara tujuan pertama lawatan Paus Fransiskus? Karena pertama-tama Paus membawa misi kemanusiaan ke Indonesia. Misi kemanusiaan lebih penting adanya dari misi ekonomi.
Kondisi keamanan Singapura terdeteksi lebih baik dari Indonesia karena luas Singapura berukuran tidak seberapa besar. Singapura juga memiliki penduduk yang tidak banyak.
Negara kecil di selat Malaka itu memiliki masalah seputar ketersediaan lahan dan seringkali merusak pulau-pulau kecil milik Indonesia di sekitar selat Malaka untuk mengambil tanah dan material batu yang kemudian digunakan untuk membangun pulau-pulau baru.
Oleh sebab itu bagi seorang Sri Paus, tinggal di Indonesia selama 3 hari bukan hal yang gampang sebab kondisi Indonesia termasuk negara damai yang secara peringkat berada cukup jauh di bawah Singapura dan Malaysia.
Hasil analisis Global Peace Index (GPI) tahun 2024 menunjukkan, Indonesia masih termasuk negara damai tetapi berada di peringkat 75 dari 163 negara di dunia.Â
Singapura berada di peringkat 33, Timor Leste peringkat 78, Malaysia peringkat 38 dan PNG peringkat 143 dari 163 negara versi GPI. Secara keseluruhan terdapat 163 negara damai di dunia. Peringkat 75 dalam ranking digolongkan bagus.
Berdasarkan data GPI, seharusnya memang Paus Franskus pertama kali mengunjungi Singapura setelah itu baru ke Indonesia.
Paus tentu harus memilih Singapura, sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin tertinggi umat katolik sedunia. Tetapi itu tidak dilakukan Sri Paus.
Dengan pertama mengunjungi Indonesia dalam lawatan kali ini di Asia Pasifik berdampak positif bagi keamanan dunia.Â
Dari segi kepercayaan investasi, Indonesia bisa naik peringkat sebagai negara teraman dan terdamai di Asia Tenggara dengan kedatangan Sri Paus Fransiskus ini. Minat investasi akan meningkat pasca kunjungan Sri Paus ke Indonesia.
Raihan ini tentu saja diperoleh Indonesia karena prestasi diplomatik selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam waktu 10 tahun terakhir ini. Prestasi diplomatik antara lain menjadi Ketua ASEAN, juga keberhasilan pemerintah melakukan lobi-lobi di Vatikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa di Vatikan terdapat Padre Marco Solo yang sudah lama bekerja pusat Vatikan.Â
Lobi-lobinya secara tidak langsung mematahkan pandangan umum yang mengatakan bahwa masalah-masalah intern hak-hak asasi manusia di dalam negeri masih belum selesai dan keamanan Indonesia di Papua terlihat masih cukup runyam.Â
Indonesia layak menjadi pilihan pertama.Prioritas kunjungan Sri Paus Fransiskus berdampak positif terhadap bangkitnya minat terhadap investasi di Indonesia.
Semoga Sri Paus Fransiskus membawa damai dan berkat dari Tuhan untuk Indonesia yang aman, damai dan bersatu dengan misi mulianya iman, persaudaraan sejati dan bela rasa. Kita berdoa, semoga penghormatan terhadap martabat manusia akan jadi semakin besar di Indonesia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H