Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Wa: +6281337701262.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Beberapa Cara Mencegah Dampak-Dampak Negatif dari Cahaya Terik Matahari di Musim Kemarau

24 Agustus 2022   05:31 Diperbarui: 24 Agustus 2022   05:56 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cahaya matahari berlebihan di musim kemarau sebagai ancaman (Foto: Pexels). 

Musim kemarau akan berpuncak selama bulan September sampai dengan bulan Oktober setiap tahun. Daerah-daerah seperti Prov. NTT adalah salah satu daerah yang paling terkena dampak cahaya matahari berlebihan di musim kemarau. Cahaya matahari yang berlebihan adalah faktor utama penyebab terjadinya banyak bencana di musim kemarau. 

Mungkin karena lalai menjaga diri, rata-rata para warga yang hidup di daerah dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi pada musim kemarau  memiliki kulit tubuh berwarna coklat dan sepertinya terbakar. Padahal aslinya mungkin kulit mereka tidak coklat. Kulit terbakar atau coklat selama musim kemarau terjadi akibat kelalaian orang mengatur diri. Hal ini bisa terjadi karena banyak warga tidak memperhatikan cara-cara melindungi tubuh dari paparan sinar UV yang merusak kulit selama musim kemarau.

Punya kulit coklat dan kayaknya seperti kulit terbakar dialami semua orang, apalagi para petani dan mereka yang setiap hari bekerja di bawah terik matahari. Selama musim kemarau, cahaya matahari memancar secara berlebihan di waktu siang. Sehingga cahaya matahari berlebihan harus diwaspadai sebagai ancaman. Alam menjadi kering kerontang karena panas matahari, rumput-rumput kering, daun-daun berguguran, sumber mata air mengering, sungai juga menjadi kering. Kebakaran selalu terjadi di saat musim kemarau.

Kiat-Kiat Positif Selama Musim Kemarau

Sangat patut kita melihat cahaya matahari yang berlebihan selama musim kemarau sebagai ancaman kehidupan. Berikut ini kiat-kiat yang dapat anda tempuh selama musim kemarau:

1. Hindarilah cahaya terik matahari. Pastikan bahwa anda berada di naungan atau di dalam ruangan yang teduh mulai dari jam 11.00 pagi sampai dengan jam 15.00 siang. Pada jam-jam ini sinar matahari menjadi ancaman dengan sinarnya yang panas terik. Jaga anak-anak anda dari paparan sinar matahari langsung.

2. Siapkan pakaian yang cocok selama musim kemarau, yang berwarna hitam atau warna-warna yang tidak menyerap panas. Pakailah payung jika anda pergi ke luar rumah.

3. Sedapat mungkin bekerja dari dalam ruangan saja agar cahaya matahari tidak memapar langsung kulit anda.

4. Pakailah pakaian berlengan panjang (pakaian dan celana), bagi wanita dianjurkan untuk memakai rok pajang.

5. Pakailah kaca mata hitam berpelindung UV untuk melindungi mata anda dari sengatan cahaya matahari. 

6. Minum air putih secukupnya untuk mencegah kekurangan air/dehidrasi pada tubuh anda.

7. Siapkan handuk kecil untuk menyekah keringat.

8. Rajin mandi dan cuci baju pada sore hari setiap hari agar debu-debu yang melekat di tubuh dan pakaian anda selama siang menghilang.

9. Setiap selesai mandi pagi, selalu memakai sunscreen dan sunblock untuk menghalau UV di tubuh anda. Setelah itu oleskan bedak bertekstur ringan, dan tutup dengan bedak padat. Sekarang sunscreen dijual mulai Rp 34 ribu di toko. Sunscreen adalah tabir surya untuk menghalau UV. Tujuannya agar kulit anda tidak terbakar dan menjadi coklat atau hitam seperti arang. Sunscreen adalah produk pelindung UV yang bersifat kimia. Sunscreen dapat menyerap sinar UV sebelum mencapai lapisan kulit dan merusaknya. Sedangkan, sunblock adalah tabir surya yang bekerja dengan memantulkan dan menghalau sinar UV agar tidak menembus ke dalam lapisan kulit. Pada kasus tertentu, sunscreen bahkan harus dipakai setiap 2 jam sekali selama hari siang dengan kondisi matahari panas terik.

Bencana UV di Musim Kemarau

Bencana UV di musim kemarau adalah bencana nyata yang sudah terjadi selama bertahun-tahun di daerah-daerah kita. Marilah kita sadar diri untuk melawan bencana cahaya matahari dengan membangun budaya hidup yang lebih baik. 

Di dalam cahaya matahari tampak terdapat sinar UV tak kasat mata (ultraviolet) yang memiliki panjang gelombang yang lebih pendek (280 - 400 nm). Selain UV, juga terdapat cahaya inframerah tak kasat mata memiliki panjang gelombang yang lebih panjang (700 nm - 1 mm).

Sinar UV datang dalam tiga jenis, yaitu: sinar ultraviolet A (UVA), sinar ultraviolet B (UVB), dan sinar ultraviolet C (UVC).  UVB memberi kulit, energi untuk memproduksi vitamin D, tetapi juga bertanggung jawab atas sengatan matahari dan kerusakan DNA langsung. UVA juga berkontribusi terhadap kerusakan kulit, terutama penuaan dini. Sedangkan UVC disaring di atmosfer karenanya tidak mengenai kulit.

Sinar matahari, terutama radiasi UVA dan UVB dapat menyebabkan kulit terbakar, penuaan dini pada kulit, kerusakan mata, sistem kekebalan yang melemah, reaksi fotoalergi dan fototoksik, dan bahkan kanker kulit.  Lebih dari 90% dari semua kasus kanker kulit disebabkan oleh sinar matahari. Sinar UVA menembus hampir tanpa hambatan melalui lapisan awan dan kabut. UVA bahkan dapat menembus kaca dan jendela.

Sinar UVA dapat menembus jauh ke dalam lapisan terendah kulit. UVA memainkan peran yang lebih besar dalam kerusakan foto kronis daripada kerusakan akut pada kulit. Jumlah sinar UVB bervariasi sepanjang hari dan paling kuat terjadi sekitar tengah hari. Terutama di musim kemarau dan di dataran tinggi, ada banyak risiko kulit terbakar dan kerusakan pada mata dan kulit. 

Semoga artikel ini berguna bagi kita semua! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun