Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008 dan suka Trading. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Hubungi: 081337701262.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membaca Defisit Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19

7 Juni 2021   03:24 Diperbarui: 7 Juni 2021   08:02 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita harus akui bahwa kehadiran sebagian besar anak dan remaja di sekolah tidak menyebabkan peningkatan jumlah infeksi. Para pakar medis mengatakan bahwa bahwa orang muda cenderung tidak terinfeksi.

Sebaiknya pembatasan jarak komunikasi untuk setiap orang harus diperkuat dengan keputusan pengadilan. Hal ini terkait dengan semakin banyak ditemukan kasus-kasus ketidakpatuhan terhadap jarak minimum 1 meter. Jarak minimum 1 meter masih menimbulkan risiko kesehatan secara tidak wajar bagi para guru. 

Pembukaan sekolah harus disertai dengan pengujian rutin dari para petugas kesehatan yang profesional. Kapasitas teknologi di sekolah harus ditingkatkan yang memungkinkan pengujian kelompok besar di lembaga pendidikan dapat dilakukan.

Sejak mulai tahun ajaran 2020/2021 ini, tingkat kompetensi para siswa masih jauh menurun jika kita membandingkan dengan beberapa tahun sebelum pandemi Covid-19. Penyebaran tingkat pembelajaran antara mereka yang dipisahkan dari pembelajaran sistematis di kelas dan  pembelajaran jarak jauh harus dibuat.

Kompetensi Linguistik dan Matematika adalah titik tolak ukur utama dalam pendidikan. Di masa lalu, mutu lembaga pendidikan di banyak negara telah mengembangkan alat dan instrumen format tugas yang dapat digunakan guru secara online. Penggunaan instrumen tersebut harus tetap dipertahankan di tahun-tahun mendatang. Dalam sistem pendidikan zaman digital, para guru harus memiliki sertifikat pelatihan pendidikan berbasis digital. 

Sertifikat pendidikan digital yang dimiliki seorang pendidik menjadi bukti keprofesionalan pendidik dalam menunaikan tugasnya sebagai pendidik profesional yang berbasis pada kinerja digital. Untuk saat ini mutu pendidikan yang berbasis pada kinerja digital secara konprehensip masih tampak ketinggalan. Tetapi kesadaran sekarang harus tampak lebih jelas bahwa kita tidak boleh meremehkan defisit pendidikan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun