Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Budaya Numerasi bagi Kualitas Kesehatan Orang Tetum Belu-Tasifeto di Timor-NTT

25 September 2020   03:14 Diperbarui: 25 September 2020   05:10 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiang-tiang dalam salah satu rumah adat tetum butuh Numerasi. (Foto: Istimewa).

Contoh Numerasi mas kawin Tetum: Doit juta hatnulu resin lima, krau hitu, morten lolon sanulu, riti kain lima, mean lima no belak lima nulu. 

Tiang-tiang dalam salah satu rumah adat tetum butuh Numerasi. (Foto: Istimewa).
Tiang-tiang dalam salah satu rumah adat tetum butuh Numerasi. (Foto: Istimewa).
Kalimat di atas adalah jumlah mas kawin yang berisi numerasi atas besarnya belis atau mas kawin seorang gadis yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah: Uang kertas rupiah sebesar Rp 45 juta, sapi 7 ekor, 10 buah perhiasan morten, gelang perak lima buah, koin emas lima buah dan uang perak sebesar 50 Gulden.
  • Numerasi dalam hidup harian. Dalam hidup harian, numerasi digunakan untuk memasak dan makan. Berapa kilo beras yang harus dimasak. Bagi wanita Numerasi juga sangat penting untuk menghitung jumlah sirih dan pinang serta tembakau hitam. Fuik lolon lima (daun sirih 5 daun), furuk lolon sanulu (sirih 10 batang), bua rusun ida (pinang kering satu tumpuk), tabako falun ida (tembakau hitang 1 bungkus), dalan ida (satu jurusan jalan), ema nain rua (dua orang berpasangan), ema nain hitu (tujuh orang), ema nain ruanuluh (20 orang).
  • Menenun. Bagi seorang penenun yang terampil, numerasi adalah hal yang sangat penting agar dapat menghasilkan hasil tenunan yang berkualitas. Perhitungan tepat memilih benang, mengetahui jumlah rol benang, berapa jumlah pewarna, berapa potong kayu yang dibutuhkan, waktu mana yang ideal untuk menenun. Semua itu membutuhkan perhitungan angka-angka secara tepat. Jika salah membuat perhitungan, kegiatan menenun akan berakhir dengan gagal.

Budaya Numerasi dan Kesehatan

Kualitas kesehatan yang tinggi adalah hasil perhitungan angka-angka yang tepat. Dengan melakukan banyak kegiatan Numerasi dalam kehidupannya secara tepat, orang Tetum mencapai kesuksesan dalam hidup dan kualitas kesehatan yang tinggi. Budaya numerasi adalah tanda kemampuan intelektual alamiah yang luar biasa.

Kemampuan berpikir dengan segala perhitungan yang tepat membuat orang tetum mendapatkan kesejahteraan. Kesejahteraan berarti kesehatan meningkat. Karena Numerasi mendatangkan perhitungan-perhitungan yang harus tepat dan pasti. Jika seorang tetum salah membuat perhitungan, maka ia akan menderita sakit dan bahkan meninggal dunia.

Kata banyak orang, bahasa yang paling indah adalah bahasa Matematika. Keindahan membuat hidup manusia lebih berbahagia dan sejahtera. Pengalaman saya sebagai pendidik SMA selama lebih dari 10 tahun, saya melihat bahwa anak-anak yang berbakat Matematika dan IPA umumnya memiliki budaya Numerasi yang mumpuni. Mereka nantinya dapat mengatasi masalah mereka sendiri dalam banyak. Bahasa tentang perhitungan-perhitungan membuat segalanya berlangsung begitu indah.

Peningkatan budaya Numerasi dapat meningkatkan kemampuan intelektual manusia Tetum. Dengan modal budaya Numerasi di kampung, seseorang manusia Tetum dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan dunia medis. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan, manusia harus melakukan perhitungan tepat dalam hidupnya. Salah perhitungan maka manusia bisa sakit, cacat dan meninggal dunia.

Dunia medis modern membutuhkan perhitungan-perhitungan yang pasti dalam menaksir penyakit dan menentukan obat yang tepat. Dengan budaya Numerasi, banyak penyakit bisa dicegah sebelum sampai pada penyakit sesuai dengan prinsip: lebih baik mencegah daripada mengobati. Klik link-lin berikut untuk mendapatkan informasi KORINDO, Kesehatan yang Baik untuk Sesama  dan Klinik Asiki.

Kepustakaan:

1). Sejarah Kabupaten Belu. (2017). BPS Kabupaten Belu.

(2). Tey, Seran, Sixtus, dkk. (2010). Sistem Pemerintahan Tradisional di Belu. Kupang: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata UPT Arkeologi, Sejarah dan Nilai Tradisional NTT.

(3). Retnowati, Endang. (2017). Makna Budaya Tradisional Belu Bagi Multikulturalisme. Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 29. No. 2 Tahun 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun