Dengan 4 alasan ini, mereka akan cenderung mengatakan: Ah, sudahlah, lebih baik saya menjadi seperti orang miskin sebab orang miskin tidak membayar pajak apapun. Orang miskin tidak memiliki harta benda yang bisa dituntut kepadanya untuk dibayar pajak.
Kecenderungan orang ini disusul degan pertanyaan berikutnya: Nah, apakah menjadi miskin benar-benar suatu pilihan sehingga orang-orang dapat menghindari pajak? Sesungguhnya pertanyaan di atas memang tidak terlalu mencolok.
Tetapi pilihan yang paling diikuti adalah Anda ingin duduk seperti Gober Bebek di Gunung Everest dengan 1,6 juta dukat emas di dekatmu dan menikmati segala kemewahan, meskipun memiliki kekayaan besar Anda tidak perlu membayar pajak apa pun secara langsung.
Jika Anda diberikan hadiah uang sebesar Rp 30 juta, Apakah Anda juga ingin membayar pajak penghasilan? Jawabannya tentu Anda tidak ingin membayar pajak. Sebab Rp 30 juta itu adalah hadiah untuk Anda agar Anda bisa tetap hidup. Uang sejumlah Rp 30 juta itu menghidupkan Anda tetapi tidak memperkaya Anda.
Jadi orang tidak boleh membayar pajak apa pun dari hadiah Rp 30 juta kepadanya jika hadiah uang itu hanya untuk membebaskan dirinya yang sedang digrogoti rasa lapar. Tentu sebagai hadiah, manusia tidak boleh gunakan Rp 30 juta itu untuk menyombongkan dirinya!
Pajak dan Akumulasi Kerugian
Kerugian dari perusahaan dapat dihasilkan dengan relatif mudah dan cepat. Kerugian itu dibuat dengan tidak sulit. Hanya keuntungan dalam perusahaan adalah suatu hal yang sedikit lebih rumit. Keuntungan tidak muncul sesuai perintah.
Pertanyaannya: Apa yang terjadi jika kerugiannya bagus tetapi keuntungannya datang lama? Jawabannya dalam ilmu Akuntansi, Â untung atau rugi bukanlah hukum alam, tetapi negara mengizinkan hukum Akuntansi ini berlaku saja. Hukum Akuntasi dimiliki oleh negara. Negara dapat mencabut hak istimewa ini kapan saja dengan mengubah hukum.
Di masa lalu, Anda diizinkan untuk mengimbangi kerugian di semua aset dengan keuntungan. Sekarang ini hanya mungkin dalam satu kelas aset. Kerugian dari sewa dan sewa guna usaha tidak lagi memiliki efek pengurangan pajak pada laba saham. Kerugian saham hanya dapat diimbangi dengan keuntungan saham.
Bukankah jauh lebih hebat jika semua investasi menghasilkan uang? Warren Buffet mengatakan: "Dua aturan investasi saya adalah: Aturan satu: jangan pernah kehilangan uang. Aturan dua: jangan pernah melupakan aturan satu."
Pendapat Warren Buffet adalah satu-satunya cara yang masuk akal untuk menjawabi pertanyaan dalam topik ini. Untuk mengambil jalan ini, seseorang harus menjadi sangat kaya.Â