Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apakah Faktor Pajak Dapat Membuat Investor Kecil Takut Disebut Kaya?

30 Agustus 2020   03:10 Diperbarui: 30 Agustus 2020   03:06 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan 4 alasan ini, mereka akan cenderung mengatakan: Ah, sudahlah, lebih baik saya menjadi seperti orang miskin sebab orang miskin tidak membayar pajak apapun. Orang miskin tidak memiliki harta benda yang bisa dituntut kepadanya untuk dibayar pajak.

Kecenderungan orang ini disusul degan pertanyaan berikutnya: Nah, apakah menjadi miskin benar-benar suatu pilihan sehingga orang-orang dapat menghindari pajak? Sesungguhnya pertanyaan di atas memang tidak terlalu mencolok.

Tetapi pilihan yang paling diikuti adalah Anda ingin duduk seperti Gober Bebek di Gunung Everest dengan 1,6 juta dukat emas di dekatmu dan menikmati segala kemewahan, meskipun memiliki kekayaan besar Anda tidak perlu membayar pajak apa pun secara langsung.

Jika Anda diberikan hadiah uang sebesar Rp 30 juta, Apakah Anda juga ingin membayar pajak penghasilan? Jawabannya tentu Anda tidak ingin membayar pajak. Sebab Rp 30 juta itu adalah hadiah untuk Anda agar Anda bisa tetap hidup. Uang sejumlah Rp 30 juta itu menghidupkan Anda tetapi tidak memperkaya Anda.

Jadi orang tidak boleh membayar pajak apa pun dari hadiah Rp 30 juta kepadanya jika hadiah uang itu hanya untuk membebaskan dirinya yang sedang digrogoti rasa lapar. Tentu sebagai hadiah, manusia tidak boleh gunakan Rp 30 juta itu untuk menyombongkan dirinya!

Pajak dan Akumulasi Kerugian

Kerugian dari perusahaan dapat dihasilkan dengan relatif mudah dan cepat. Kerugian itu dibuat dengan tidak sulit. Hanya keuntungan dalam perusahaan adalah suatu hal yang sedikit lebih rumit. Keuntungan tidak muncul sesuai perintah.

Pertanyaannya: Apa yang terjadi jika kerugiannya bagus tetapi keuntungannya datang lama? Jawabannya dalam ilmu Akuntansi,  untung atau rugi bukanlah hukum alam, tetapi negara mengizinkan hukum Akuntansi ini berlaku saja. Hukum Akuntasi dimiliki oleh negara. Negara dapat mencabut hak istimewa ini kapan saja dengan mengubah hukum.

Di masa lalu, Anda diizinkan untuk mengimbangi kerugian di semua aset dengan keuntungan. Sekarang ini hanya mungkin dalam satu kelas aset. Kerugian dari sewa dan sewa guna usaha tidak lagi memiliki efek pengurangan pajak pada laba saham. Kerugian saham hanya dapat diimbangi dengan keuntungan saham.

Bukankah jauh lebih hebat jika semua investasi menghasilkan uang? Warren Buffet mengatakan: "Dua aturan investasi saya adalah: Aturan satu: jangan pernah kehilangan uang. Aturan dua: jangan pernah melupakan aturan satu."

Pendapat Warren Buffet adalah satu-satunya cara yang masuk akal untuk menjawabi pertanyaan dalam topik ini. Untuk mengambil jalan ini, seseorang harus menjadi sangat kaya. 

Apa yang Tersisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun