Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ideal Pendidikan Menurut Plato

27 Juli 2020   08:59 Diperbarui: 4 Juni 2021   17:22 4793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naskah Politeia di sebuah Papyrus dari tahun 300 M di Ashmolean Museum, Oxford. (Sumber: papyrology.ox.ac.uk)

Program Bekerja (Kuliah)

Selepas program pendidikan kemiliteran, para peserta didik dinyatakan layak bekerja di pelbagai bidang pekerjaan. Jadi tidak semua memutuskan untuk meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi. Pada intinya, anak-anak yang sudah selesai program pelatihan militer sudah dianggap mampu bekerja dan kuliah.

Baca juga : Platon, Teks "Politeia" tentang Keadilan, Negara, dan Jiwa

Kuliah di Perguruan tinggi bagi Plato adalah sudah masuk pada program masa bekerja. Program kerja berlangsung sampai manusia berumur 50 tahun. Setelah berusia 50 tahun, mereka diterima dalam lingkungan pemerintahan dan golongan para filsuf. Sehingga kerangka pelatihan filsuf di SMA dan Universitas harus diberikan dan dipelajari secara mendalam dan tidak boleh dengan cara yang dangkal dan pragmatis.

Kerangka Pendidikan Filsofis Sejak 20 Tahun

Bagi mereka yang melanjutkan kuliah filsafat setelah program pelatihan militer, Plato memberikan kerangka pelatihan filsuf di Universitas harus diberikan dan dipelajari tidak boleh dengan cara yang dangkal-pragmatis. Pada intinya pendidikan filsafat menekankan pada kondisi empiris setiap individu. Pemahaman harus lebih dalam dari dasar teoretis masing-masing.

Tujuan belajar filsafat agar peserta didik mendapatkan pengetahuan spesialis untuk dapat digunakan dalam praktek atau kerja nyata dari sudut pandang filosofis. Pendidikan dan pelatihan agar seseorang kemudian mengakui kesamaan dan kekerabatan subyek dan praktik secara dialektik.

Pendidikan filosofis bertujuan untuk melatih peserta didik berpikir secara prosedur metodis menurut hukum logika. Dialektika adalah subjek terakhir dalam jalur pendidikan filosofis. Ini adalah pendidikan  tinggi dengan mana masalah-masalah filosofis ditangani.

Seorang ahli dialektika yang terlatih dapat maju ke kebenaran hanya dengan berpikir secara logis, tanpa bergantung pada empirisme yang selalu menipu. Ini menangkap sifat sebenarnya dari hal-hal yang tidak dapat diakses secara empiris.

Mereka yang telah menerima pelatihan persiapan harus lulus pra-seleksi sebelumnya. Setelah lulus pra-seleksi, mereka sudah dinyatakan cocok untuk pelatihan dialektik selanjutnya. Mereka kemudian diberikan instruksi filosofis.

Mereka menyelesaikan studi filosofi di pendidikan tinggi secara mendalam selama lima tahun. Setelah itu mereka harus "kembali ke gua". Dalam lima belas tahun berikutnya mereka harus membuktikan diri di kantor-kantor negara bagian yang penting dan untuk menguji keterampilan kepemimpinan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun