Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Topik" Menurut Aristoteles

18 Juli 2020   10:42 Diperbarui: 18 Juli 2020   15:14 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Topik versi bahasa Jerman. (Foto: Amazon.de).

Buku 7: Topoi dan Sinonim

Buku ketujuh adalah tentang Topoi, yang digunakan untuk menilai apakah dua istilah berarti "sama jumlahnya". Menurut penjelasan yang diberikan sebelumnya Topoi adalah identik, seperti "Jubah" dan "Pakaian". Istilah "yang kosong" dan "yang berisi udara" berfungsi sebagai contoh. Istilah-istilah ini tidak dapat bersinonim, karena jika Anda berasumsi bahwa udara keluar dari ruangan, tidak ada udara yang tersisa di ruangan, tetapi masih kosong. Sulit, jawabannya adalah bahwa keduanya adalah tidak identik.".

Pada abad 20, Rudolf Carnap mengatakan bahwa sinonim adalah setara dan harus berlaku untuk hal - hal yang sama, tidak hanya di saat ini tetapi juga di setiap situasi kontrafaktual.

Buku 8: Aturan Perselisihan

Setelah buku-buku sebelumnya membahas bagaimana bereaksi dalam situasi perselisihan tertentu, buku terakhir membahas perselisihan secara keseluruhan. Secara umum, ada dua peserta dalam perselisihan yang dijelaskan oleh Aristoteles, yang disebut "penanya" dan "penjawab".

Responden membela pernyataan tertentu, yang disebut "tesis", sedangkan si penanya ingin membuktikan penolakan tesis, "kalimat terakhir". Penanya memberikan pernyataan kepada orang yang menjawab bahwa ia dapat mengakui atau menyangkal. Jika penanya dapat membuktikan bahwa kalimat terakhir mengikuti dari apa yang telah diakui responden, ia telah mencapai tujuannya.

Dalam buku-buku berisi dialog-dialog Plato, Sokrates bersatu dalam peran si penanya.  Dengan cerdik, Sokrates meminta para Sofis untuk mengakui tuduhan mereka dan bahwa sejak semula Sokrates selalu menentang.

Menurut Aristoteles, responden tidak harus mengakui segala sesuatu dalam perselisihan, tetapi hanya perselisihan yang "lebih mungkin", yaitu: lebih masuk akal dan kredibel, karena "yang kurang dikenal harus disimpulkan dari yang lebih dikenal".

Penanya hanya dapat membuat penggunaan tempat yang lebih masuk akal dari apa yang ingin dia buktikan, yaitu teorema akhir. Kemudian, dengan perselisihan yang berhasil dilakukan, sebuah hasil nyata dari pengetahuan terjadi: Kalimat terakhir sekarang tampaknya lebih masuk akal daripada sebelumnya, karena dapat disimpulkan dari asumsi yang lebih masuk akal.

Terlepas dari kesimpulan logis, si penanya dapat membuat pernyataan melalui "induksi". Induksi adalah proses perpindahan dari kasus khusus (individual) ke kasus umum (universal), contoh: jika juru mudi terbaik adalah yang memahami urusannya sendiri, hal ini berlaku juga untuk kusir. Menurut Aristoteles, perselisihan dapat dibuat dalam 3 hal, yaitu: kompetisi, persidangan dan penyelidikan. (*).

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun