Lukisan di Stanza della Segnatura milik Vatikan di atas menggambarkan filsuf Sokrates sedang bercakap-cakap dengan seorang Xenophone muda. Lukisan di atas adalah salah satu peristiwa yang ada dalam lukisan berjudul: School of Athens karya Raphael pada tahun 1510-1511. Buku-buku karya Plato umumnya berisi dialog-dialog Sokrates dengan para lawan bicaranya.
Saat saya meneliti kembali beberapa buku penting karya Plato, beberapa pertanyaan ini muncul:
(1). Siapa sebagai pembicara utama?
(2). Siapakah para lawan bicara dalam dialog-dialog?
(3). Apa profesi-profesi dari para lawan dialog?
(4). Di manakah tempat-tempat dialog-dialog dilangsungkan?
(5). Bagaimanakah isi kesepakatan dialog-dialog itu?
(6). Bagaimanakah isi dialog-dialog itu?
Berisi Dialog Sokrates Dengan Para Lawan Bicaranya
Semua karya Plato tidak ditulis sebagai puisi atau risalah, seperti banyak tulisan filsafat waktu itu, tetapi dalam bentuk dialog. Dialog-dialog itu mengandung ayat-ayat dialogis yang terisolasi. Plato membiarkan tokoh utamanya, Sokrates, melakukan debat filosofis dengan para lawan bicara yang berbeda. Dialog-dialog itu berisi banyak hal, seperti: laporan tidak langsung, kunjungan dan hal-hal mitologi. Selain tulisan-tulisan dalam bentuk dialog-dialog, juga ada tulisan dalam bentuk monolog berupa pidato-pidato panjang.
Para siswa Sokrates lainnya, seperti: Xenophon, Aeschines, Antisthenes, Euclid dan Eli juga menulis buku dalam bentuk dialog Sokrates ( bahasa Yunani: Σωκρατικοόγ λόγοι Sokratikoó lógoi). Meskipun demikian, tulisan-tulisan dalam bentuk dialog oleh Plato menjadi sangat penting. Sehingga di zaman dahulu, walau tidak dengan suara bulat, Plato dianggap penemu karya sastra dialog.