Beda dengan Gymnasium, pendidikan di Lyceum lebih sopan dan rapih. Para guru dan para siswanya memakai pakaian. Mata pelajaran yang paling utama ialah Baca, Tulis, Menghitung, Humaniora, Seni, Filsafat, IPA, IPS, Matematika, Petabiban, Debat, Pidato, Bahasa Yunani, dll. Pendidikan dengan pemberlakukan sistem akademis tersebut dilangsungkan di Lyceum Athena kuno.Â
Lyceum kuno berada di tengah hutan kecil dekat Athena yang didedikasikan untuk Apollo. Lyceum Athena adalah sekolah di mana Aristoteles merupakan kepala sekolah dan sekaligus pengajar utamanya yang membuat awal mula Aristoteles dikenal langsung secara luas. Sekolah itu berlangsung selama beberapa ratus tahun yang menghasilkan banyak temuan-temuan ilmiah yang dipakai umat manusia sampai dengan saat ini. Sekolah itu memproduksi para pemimpin agama dan negara di Yunani kuno. Lyceum kuno juga memiliki ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang debat dan pemandian.
Sekolah-sekolah negara mengadobsi sistem pendidik Lyceum, termasuk sekolah-sekolah kristen untuk melayani pendidikan spiritual . Sehingga selain Matematika, Filsafat, IPA, IPS, Geografi, sekolah Lyceum umumnya mengajarkan Mapel Membaca, Berhitung, Ketabiban, Debat, Pidato, Bahasa Latin dan Yunani.
Pada akhir abad ke-19,  Lyceum  memiliki 2 sekolah, yakni: Lyceum putera dan puteri. Juga tetap diajarkan pelatihan olahraga demi Mensana in  corpore sano. Institusi pendidikan model Lyceum Athena milik gereja Katolik Roma memberikan Mapel Teologi dan Filsafat Katolik. Lyceum menunjukkan orientasi humanistik klasik.Â
Kembali ke Sistem Lyceum?
Kita kembali ke situasi Hindia Belanda. Pendirian HBS di era Hindia Belanda mengikuti model Lyceum di Eropa yang memiliki kaitan dengan sekolah Lyceum Athena di Yunani kuno.
Sejak tahun 1942, sistem pendidikan Lyceum berbentuk MULO dan HBS berakhir di Hindia Belanda. Tahun 1942 sampai tahun 1945, Jepang mendirikan Sekolah Menengah Tinggi (SMT). Dalam masa 1945-1950, di zaman kemerdekaan RI, SMT berubah sebagai Sekolah Menengah Oemoem (SMO). Sejak tahun 1950, SMO diubah menjadi SMA sampai dengan saat ini.
Jika kita menyimak sejarah, pendirian SMA sudah berjalan cukup jauh dari sekolah model Lyceum. Masalisasi pendidikan adalah hal berbahaya bagi kualitas manusia-manusia yang dihasilkan. Pendidikan SMA dilakukan demi memenuhi kebutuhan para calon pemimpin  negara dan agama, tidak mudah. Kualitas pendidikan tidak hanya membutuhkan disiplin, tapi butuh kemampuan diri yang tinggi. Pemerintah juga telah membuka pendidikan kejuruan  setingkat SMA, yaitu: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Meskipun, para tamatan SMA umumnya mendapatkan banyak lapangan pekerjaan pada instansi-instansi swasta dan pemerintah di dalam dan luar negeri. .
Dalam sistem di Lyceum Yunani kuno, sebagaimana pada masa Hindia Belanda, para peserta didik diseleksi secara ketat. Bahkan pada tingkat akhir hanya menyisahkan beberapa siswa/i saja. Lyceum-nya Aristoteles memberi penekanan pada ilmu Filsafat dan Humaniora, Membaca, Berhitung, Geografi, Matematika, IPA, IPS, Seni (Lukis, Sastra, Tari, Nyanyi), Debat, Pidato, Bahasa Yunani dan Bahasa Latin, dll.
Jika pendidikan Indonesia mau maju, mungkin salah satu caranya ialah dengan mengadopsi sistem pendidikan Lyceum Athena. Lembaga Lyceum telah terbukti dapat menghasilkan karya-karya inovatif sepanjang masa. Para siswa, para guru dan para kepala sekolah telah membuktikan kemampuan sangat tinggi dalam menghasilkan karya-karya inovatif. Â Hal-hal di atas telah membuat Lyceum Athena telah menjadi sangat terkenal sepanjang masa. (*).