Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kematian Archimedes dan Warisan Terakhirnya

28 Juni 2020   07:37 Diperbarui: 28 Juni 2020   16:58 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Archimedes (287 SM-212 SM) adalah seorang ahli Matematika, Fisika dan Astronom Yunani kuno yang sangat terkenal. Tapi akhir hidup Archimedes adalah sangat tragis. Makamnya hingga kini tidak ditemukan. Makam Archimedes pernah ditemukan kembali oleh Cicero. Namun oleh karena berumur sangat tua, makam itu tak diketahui lagi. 

Pada tahun 1815, Thomas Degeorge melukis sebuah lukisan berjudul: The Death of Archimedes. Lukisan itu ingin mengungkap saat-saat terakhir hidup ilmuwan Matematika Yunani kuno yang sangat terkenal itu. Lukisan itu memperlihatkan seorang prajurit Romawi kuno sedang berdiri di samping mejanya. Prajurit Romawi kuno sedang menghunus pedang tajam untuk menikam Archimedes. Menurut tradisi tua, saat itu Archimedes sedang merenung diagram Matematika.

The Death of Archimedes tahun 1815 by Thomas Degeorge. (Foto: Istimewa).
The Death of Archimedes tahun 1815 by Thomas Degeorge. (Foto: Istimewa).
Penelitian modern mengatakan bahwa 2 hal yang membuat prajurit Romawi kuno itu membunuh Archimedes yakni: pertama, prajurit itu mengira benda-benda Matematika yang berada di atas meja Archimedes itu adalah benda yang sangat berharga. Lalu yang kedua, Archimedes sedang menyusun sebuah mekanisme ilmu Matematika demi mempertahankan kota Syracuse. Mekanisme itu ialah teori Antikythera. Teori itu terlalu canggih untuk zaman itu.  

Saat itu adalah perang Punish II, tentara Romawi kuno berhasil masuk ke dalam kota Syracuse, kota tempat Archimedes tinggal dan bekerja setelah melakukan pengepungan selama 2 tahun. Tentara Romawi kuno dipimpin oleh Jenderal Marcus Claudius Marcellus. 

Prajurit Romawi itu menemuinya langsung di kamar dan memerintahkannya untuk menemui Jenderal Marcellus, tapi Archimedes menolak. Archimedes mengatakan bahwa dirinya sedang menyelesaikan masalah matematika. Tentara Romawi kuno itu marah dan mencabut pedangnya dan membunuh Archimedes dengan pedang. Archimedes meninggal pada tahun 212 SM. Setelah membunuh Archimedes, prajurit Romawi kuno itu menjarah peralatan matematika dan menyerahkan kepada Jenderalnya. 

Archimedes terbunuh ketika dia berusaha untuk menyerah. Jenderal Marcellus dilaporkan marah oleh kematian Archimedes, karena ia menganggap Archimedes sebagai aset ilmiah yang berharga. Marcellus pernah menyebut Archimedes "Briareus geometris.". Kata-kata terakhir yang dikatakan Archimedes adalah: "Jangan ganggu lingkaran saya (=Noli turbare circulos meos)".

Di atas makam Archimedes terdapat patung yang menggambarkan bukti matematika favoritnya. Patung itu terdiri dari bola dan sebuah silinder dengan tinggi dan diameter yang sama. Archimedes telah membuktikan bahwa volume dan luas permukaan bola adalah dua pertiga dari silinder termasuk basisnya.

Penemuan makam Archimedes tahun 75 SM. (Foto: Istimewa).
Penemuan makam Archimedes tahun 75 SM. (Foto: Istimewa).
Lukisan Benjamin Wets pada tahun 1805 mengungkapkan penemuan makam Archimedes pada tahun 75 SM oleh quester Cicero. Saat itu, orator Cicero telah melayani sebagai quester Romawi kuno di Sisilia. Hal itu terjadi 137 tahun setelah kematian Archimedes. Quester Archimedes telah mendengar cerita tentang makam Archimedes, tetapi tidak ada penduduk setempat yang bisa memberitahu lokasi makam.

Atas informasi penduduk setempat, akhirnya Cicero menemukan makam di dekat gerbang Agrigentine di Syracuse dalam kondisi terabaikan dan ditumbuhi semak-semak. Cicero membersihkan makamnya. Cicero dapat melihat ukiran dan membaca beberapa ayat yang telah ditambahkan dalam sebuah prasasti.

Pada awal tahun 1960-an sebuah makam ditemukan di halaman Hotel Panorama di Syracuse. Makam itu diklaim sebagai makam Archimedes. Tetapi tidak ada bukti kuat untuk hal ini. Hingga saat ini, lokasi makam Arhimedes tidak diketahui.

Kisah pengepungan Syracuse yang ditulis oleh Polybius dalam bukunya The Histories pada  sekitar 70 tahun setelah kematian Archimedes memberi sedikit cakrawala tentang pribadi Archimedes. Menurut penemuan tahun 1902, Archimedes telah menulis sebuah manuskrip penting tentang mekanisme canggih Antikythera tahun 100 SM yang merupakan warisan terakhirnya bagi dunia hanya 2 tahun  sebelum dia terbunuh. (*).

Sumber:

(1). O'Connor, J.J.; Robertson, E.F ( 2007). "Archimedes of Syracuse". University of St Andrews: Tanpa tahun. 

(2). "The Death of Archimedes: Illustrations". math.nyu.edu. New York University: Tanpa tahun.

(3). Rorres, Chris (2006). "Death of Archimedes: Sources". Courant Institute of Mathematical Sciences: Tanpa tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun