Archimedes (287 SM-212 SM) adalah seorang ahli Matematika, Fisika dan Astronom Yunani kuno yang sangat terkenal. Tapi akhir hidup Archimedes adalah sangat tragis. Makamnya hingga kini tidak ditemukan. Makam Archimedes pernah ditemukan kembali oleh Cicero. Namun oleh karena berumur sangat tua, makam itu tak diketahui lagi.Â
Pada tahun 1815, Thomas Degeorge melukis sebuah lukisan berjudul: The Death of Archimedes. Lukisan itu ingin mengungkap saat-saat terakhir hidup ilmuwan Matematika Yunani kuno yang sangat terkenal itu. Lukisan itu memperlihatkan seorang prajurit Romawi kuno sedang berdiri di samping mejanya. Prajurit Romawi kuno sedang menghunus pedang tajam untuk menikam Archimedes. Menurut tradisi tua, saat itu Archimedes sedang merenung diagram Matematika.
Saat itu adalah perang Punish II, tentara Romawi kuno berhasil masuk ke dalam kota Syracuse, kota tempat Archimedes tinggal dan bekerja setelah melakukan pengepungan selama 2 tahun. Tentara Romawi kuno dipimpin oleh Jenderal Marcus Claudius Marcellus.Â
Prajurit Romawi itu menemuinya langsung di kamar dan memerintahkannya untuk menemui Jenderal Marcellus, tapi Archimedes menolak. Archimedes mengatakan bahwa dirinya sedang menyelesaikan masalah matematika. Tentara Romawi kuno itu marah dan mencabut pedangnya dan membunuh Archimedes dengan pedang. Archimedes meninggal pada tahun 212 SM. Setelah membunuh Archimedes, prajurit Romawi kuno itu menjarah peralatan matematika dan menyerahkan kepada Jenderalnya.Â
Archimedes terbunuh ketika dia berusaha untuk menyerah. Jenderal Marcellus dilaporkan marah oleh kematian Archimedes, karena ia menganggap Archimedes sebagai aset ilmiah yang berharga. Marcellus pernah menyebut Archimedes "Briareus geometris.". Kata-kata terakhir yang dikatakan Archimedes adalah: "Jangan ganggu lingkaran saya (=Noli turbare circulos meos)".
Di atas makam Archimedes terdapat patung yang menggambarkan bukti matematika favoritnya. Patung itu terdiri dari bola dan sebuah silinder dengan tinggi dan diameter yang sama. Archimedes telah membuktikan bahwa volume dan luas permukaan bola adalah dua pertiga dari silinder termasuk basisnya.
Atas informasi penduduk setempat, akhirnya Cicero menemukan makam di dekat gerbang Agrigentine di Syracuse dalam kondisi terabaikan dan ditumbuhi semak-semak. Cicero membersihkan makamnya. Cicero dapat melihat ukiran dan membaca beberapa ayat yang telah ditambahkan dalam sebuah prasasti.
Pada awal tahun 1960-an sebuah makam ditemukan di halaman Hotel Panorama di Syracuse. Makam itu diklaim sebagai makam Archimedes. Tetapi tidak ada bukti kuat untuk hal ini. Hingga saat ini, lokasi makam Arhimedes tidak diketahui.
Kisah pengepungan Syracuse yang ditulis oleh Polybius dalam bukunya The Histories pada  sekitar 70 tahun setelah kematian Archimedes memberi sedikit cakrawala tentang pribadi Archimedes. Menurut penemuan tahun 1902, Archimedes telah menulis sebuah manuskrip penting tentang mekanisme canggih Antikythera tahun 100 SM yang merupakan warisan terakhirnya bagi dunia hanya 2 tahun  sebelum dia terbunuh. (*).
Sumber:
(1). O'Connor, J.J.; Robertson, E.F ( 2007). "Archimedes of Syracuse". University of St Andrews: Tanpa tahun.Â
(2). "The Death of Archimedes: Illustrations". math.nyu.edu. New York University: Tanpa tahun.
(3). Rorres, Chris (2006). "Death of Archimedes: Sources". Courant Institute of Mathematical Sciences: Tanpa tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H