Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Para Tokoh Marga Lay (dari Etnis Han) di Belu-NTT

2 Januari 2019   08:51 Diperbarui: 6 Juli 2021   08:22 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga : Anjangsana Ketapels, Donasi Sabun Cuci Tangan Cair ke Klenteng Kwan In Thang Tangsel

Kapten Lay Leon Hie diangkat untuk menjadi pemimpin komunitas Cina di Kupang. Kapten Lay Leon Hie membawahi beberapa Letnan, termasuk Letnan Cina di Atapupu yakni Letnan Lay Djoe Lin. 

Bupati Lay berada di tengah-tengah pengurus Hakka pusat di Jakarta tahun 2017 (Foto: hakkaindonesia.or.id)
Bupati Lay berada di tengah-tengah pengurus Hakka pusat di Jakarta tahun 2017 (Foto: hakkaindonesia.or.id)
Bersamaan pertumbuhan kota Kupang yang pesat, maka pada tahun 1902 diangkat Kapten China yang baru yakni Kapten Lay Phi Lan dan seorang Letnan China bermarga Lay yang baru yakni Letnan Lay Soen Long. Jadi semua penguasa Cina di Timor-NTT yang diangkat kolonial Belanda menjadi pemimpin Cina di Timor-NTT memiliki nama marga Lay atau Lai.

Dapat disebutkan juga para tokoh Cina Han yang berperanan sebagai tuan tanah dan pedagang yang kaya. Kerhasilan para wanita Cina mengawini semua raja-raja di Timor membuat etnis Hakka semakin berperanan dan kaya serta membuat mereka masuk istana raja, seperti: menikah dengan Liurai Malaka. Awal mula wanita Cina menikah dengan raja Jenilu di Atapupu. 

Kemungkinan dari Atapupu, etnis Hakka menyebar ke seluruh Timor, khususnya ke pedalaman Timor untuk berdagang dan mencari lilin, madu, peternakan dan cendana serta hasil-hasil bumi.

Mayoritas anak-anak peranakan beralih untuk menjadi para pedagang Cina. Di Halilulik tercatat tokoh-tokoh Cina yang kaya, yang memakai nama Tetum dengan Samara. Marga Samara ini termasuk marga terpandang karena pernikahan wanita Cina-Han dengan raja Naitimu. Tak terhitung para tokoh Cina yang kaya karena berurusan perdagangan hasil-hasil pertanian dan peternakan di Timor-NTT.

Referensi:

1.Mengkaka, Blasius, Kaum Cina Turunan dan Hari Raya Imlek di Belu-NTT (Kompasiana.com/1b3las-mk, 1/2/2014)

2.Regeeringsalamanak voor Nederlands-Indie (Dikutip I Ketut Ardhana dalam Buku Penataan Nusa Tenggara 1915-1950 (Jakarta: Rajawali Pers, 2005)

3. Keturunan Hakka Asal Cina Berkumpul di Kupang (Timorexpress, 11/11/2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun