Mohon tunggu...
Yona Dwi Leniawati
Yona Dwi Leniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi membaca artikel dan cerita fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Terdapat Bebebrapa Pengaruh Klimat terhadap Ternak

28 September 2022   21:57 Diperbarui: 28 September 2022   22:00 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Klimat adalah kombinasi berbagai faktor/elemen seperti temperatur, kelembaban udara, curah hujan, aliran/perpindahan udara, kondisi radiasi, tekanan barometrik dan ionisasi. Pada daerah tropik Klimat dapat berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap ternak. Pada prinsipnya ternak harus mempunyai keseimbangan panas tubuh (balance thermal), artinya Produksi panas yang dihasilkan (panas dari lingkungan) = panas yang dikeluarkan ke lingkungan . Secara umum, semua ternak jinak adalah hewan homeotherm, dimana ternak -ternak tersebut dapat menjaga temperatur tubuhnya dalam kisaran yang sangat baik untuk aktivitas biologik yang optimal

Pengaruh Klimat secara langsung terhadap ternak :

  1. Terhadap kebiasaan merenggut hijauan pakan
  2. Terhadap sengaman makanan dan air
  3. Terhadap pertumbuhan ternak
  4. Terhadap produksi air susu
  5. Terhadap reproduksi

Pengaruh Klimat secara tidak langsung terhadap ternak:

  1. Terhadap persediaan makanan ternak
  2. Terhadap parasit dan penyakit ternak
  3. Terhadap penyimpanan dan perlakuan hasil produksi ternak

Terhadap Kebiasaan Merenggut Hijauan Pakan

Tercermin dari seberapa lama ternak sapi tersebut dalam merenggut hijauan pakan pada siang. Penelitian yang dilakukan pada bangsa sapi Bos taurus menunjukkan bahwa lamanya perenggutan hijauan pada siang hari akan sangat berkurang secara mencolok dari mulai pagi sampai dengan sore, jika sapi tersebut dibiarkan merenggut di padangan dengan klimat tropik humida. Sapi persilangan Bos taurus dan Bos indicus hanya mampu merenggut hijauan sebentar saja di tengah hari, apabila ternak tersebut tidak dikandang maka ternak akan berhenti merenggut hijauan dan berusaha berteduh.

Terhadap Sengaman Makanan dan Air

Tercermin dari bagaimana temperatur udara, kelembaban udara dan radiasi matahari mempengaruhi sapi dari bangsa Bos indicus dan Bos taurus dalam sengaman makanan dan sengaman air. Pada temperatur di atas 40C telah mampu mengurangi sengaman makanan dan ruminasi pada Bos taurus. Namun hal tersebut tidak terjadi pada Bos indicus.  

Terhadap Pertumbuhan Ternak

Pertumbuhan ternak yang merupakan salah satu manifestasi dari proses fisiologis ternak akan berkurang karena berkurangnya nafsu makan, mengurangi sengaman makanan dan air, serta mengurangi waktu merenggut hijauan, sebagai akibat dari adanya pengaruh klimat.

Sapi : Tidak berpengaruh secara nyata

Domba : Digambarkan pada anak domba dari Australia yang lahir pada musim gugur biasanya berukuran kurang dibanding yang lahir pada musim semi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak domba kurang dapat menyesuaikan diri dengan temperatur luar dibanding domba dewasa.

Babi : Babi yang memiliki berat tubuh yang lebih besar, maka temperatur luar harus lebih rendah agar menghasilkan produktivitas secara maksimal. Pertumbuhan ternak babi secara optimal terjadi pada suhu kurang dari 26,7C.

Ayam : Temperatur udara luar yang tinggi menurunkan kecepatan pertumbuhan ayam dewasa. DOC lebih toleran terhadap temperatur tinggi dibandingkan dengan ayam dewasa

Terhadap Produksi Susu

Produksi susu sapi di daerah sub tropis (temperate) lebih tinggi 44% dibandingkan dengan produksi susu sapi di daerah tropis pada sapi kembar. Temperatur udara maka dapat menurunkan produksi air susu, lemak dan bahan solid tanpa lemak. Temperatur normal sapi perah dalam memproduksi susunya secara optimal adalah 10C. Sedangkan untuk temperatur kritisnya tergantung pada bangsa dari masing-masing sapi perah.

Terhadap Reproduksi

Dipengaruhi oleh 2 faktor :

  1. Temperatur udara luar tercermin pengaruhnya terhadap reproduksi sapi, domba, unggas, dan babi dimana temperatur udara tinggi atau fluktuasi temperatur udara yang ekstrim dan mendadak di daerah subtropik dapat berpengaruh langsung terhadap kemampuan reproduksi ternak
  2. Lamanya siang hari mempengaruhi terjadinya musim fertilitas.
  3. Apabila lamanya siang hari bervariasi sangat besar maka fertilitas tertinggi terjadi pada musim semi dengan semakin lamanya jam siang hari.
  4. Sedangkan di daerah tropik, variasi siang hari yang sedikit ternyata berpengaruh besar terhadap kemampuan reproduksi ternak sapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun