ABK yang bertanggung jawab menurunkan sekoci penyelamat, ABK yang bertugas di bagian pemadaman kebakaran dan lain lain. ABK di kapal penumpang jelasnya harus membantu para penumpang memberikan membantu para penumpang memakai alat pelamgpung dan kapan harus meninggalkan kapal. Nah masalahnya apakah ABK dari sebuah kapal penumpang yang bernama ZAHRO EXPRESS (ZE) melaksanakan proses penyelamatan yang dibutuhkan?
Dari fakta yang bisa dilihat dan didengarkan dari media elektronik media cetak media media lainnya, malah ABK Kapal ZE termasuk nakhodanya malah ngacir nyemplung duluan meninggalkan tanggung jawabnya. Tindakan demikian tidak salah bila disebut tindakan manusia bego bin goblok!
Mestinya menyikapi kejadian fatal yang dialami Kapal Penumpang ZE, para pejabat yang bertanggung jawab operasional pelayaran ini concern dengan SOP yang di "comply" yang disetujui untuk dilaksanakan.
Tetapi yang terjadi sama seperti bila terjadi kecelakaan pesawat, para "beo beo" yang gak bermutu dengan jenaka cuma bisa fokus: wah pesawatnya sudah tua. Orang orang itu gak ngeuh, gak paham bahwa pesawat itu selalu dipelihara dengan baik sesuai waktu dan jam penggunaan. Tiap komponen yang terpasang dipasang oleh orang yang memiliki kompetensi dan memegang lisensi yang valid.
Di kasus Kapal Penumpang ZE ini memang tidak ada komentar kapal tua, tetapi tidak kalah jenakanya dibilang: harus dicari kapal yang cocok. Lha selama ini ngapain aja kerjanya orang litbang atau departemen yang mengurusi kepentingan ini lalu lintas laut dan perairan?
Cek dulu donk validitas awak kapalnya. Cek donk fasilitas penanggulangan bencananya. Cukupkah alat pelampung bagi semua penumpang dan awak sesuai kapasitas penumpang yang diizinkan?
Kapal sih boleh baru, boleh tua juga, tapi yang penting harus diawaki oleh ABK, mulai dari Nakhoda KKM (kepala kamar mesin) dan semua ABK harus yang berlisensi dan bertanggung jawab. Jangan ada lagi ABK yang malah balik kanan nyemplung sendiri. Emang kita gak malu dengan pameo semboyan: nenek moyangku orang pelaut!?.
Kasus jumlah penumpang yang berlainan jumlahnya sesuai fakta dan manifes, maaf, itu mah soal kuno dan gampang diduga. Dipastikan terjadi kongkalikong sehingga secara mistik mengubah jumlah penumpang. Gampang  dugaannya!Penumpang yang tidak tertera di manifes, duit tiketnya dilipat, lalu diembat oknum-oknum yang mengurusi keberangkatan kapal!
Akhir kata, coba bayangkan. MASIH UNTUNG , puji syukur  kapal penumpang Zahro Express yang kebakaran itu masih bisa dilihat dari daratan dan banyak fasilitas penolong yang seketika mampu mendekat. Itu saja masih menimbulkan korban jiwa. Bagaiman bila di tengah lautan? Barangkali akan banyak korban yang tidak tertolong!
Keterangan: mistik = Â dimanipulasi secara gaib.
Capt. John Brata  - ATPL 760