Mohon tunggu...
john brata
john brata Mohon Tunggu... Captain Pilot / Purnawirawan Perwira Penerbang POLRI - .

Lahir di Bogor tanggal 08 Februari 1941

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Adu Kuat Batik Air dan Transnusa

5 April 2016   10:27 Diperbarui: 5 April 2016   21:16 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pesawat Batik Air dan Trannusa bersenggolan di Halim Perdana Kusumah. Sumber: Tribunnews.com"][/caption]Capt John Brata ATPL 760. 

Mengapa artikel ini penulis kategorikan di kanal olahraga? Ya biasanya adu kuat itu ada di bidang olahraga. Adu jotos alias tinju. Adu piting memiting alias gulat. Adu banteng lawan manusia, matador! Adu kecepatan, lari antar manusia, antar kuda, antar anjing, antar sapi. Yang keren balap sepeda, balap motor, balap mobil yang biasa dan formula sekian kelas. 

Di udara ada juga lomba keahlian mengemudikan pesawat, meliuk-liuk, di antara obstacle di ketinggian yang rendah, plus yang jago bisa menempuh dalam waktu yang sependek-pendeknya!

Tetapi adu tabrakan (pesawat) di angkasa secara sengaja tidak pernah terjadi. Lha pesawat menabrak pesawat belum ada lombanya. 

Saat parkir mungkin bisa saja terjadi senggolan (pesawat). Apron tempat parkir pesawat di negara kita sudah sempit. Maklum Bandara yang katanya dibuat modern, sekejap bisa jadi gak modern lagi. 

Maksudnya di negara kita. Negara kita adalah pecinta "keabadian" seperti pencinta barang antik, barang kuno , makin tua makin mahal harganya. Ternyata "kesetiaan" ini malah merembet juga untuk tidak buru-buru meng-upgrade bandara. 

Misalnya saja kita kunjungi Bandara Cengkareng (Bandara Internasional Sukarno - Hatta) lima tahu yang lalu, kita balik lagi ya masih sama. Bahkan mungkin modernisasinya banyak orang jualan. Mulai penjaja perorangan hingga kios-kios. Hebatlah. 

Dianjurkan pengunjung bawa kursi sendiri. Kursi yang dulu-dulu bisa dipakai tiduran, sekarang sudah banyak yang raib. Lantaran bila mau duduk silahkan duduk di kios atau restaurant sambil jajan . 

Lain sekali bila kita misalnya punya rezeki bisa plesir ke Singapura bahkan Hongkong. Wah, orang-orang disana memiliki sifat "bosanan". Bangunan serta segala ece-ecenya dengan cepat diubah. Beda banget! 

Karena itu jangan kaget bila mendengar ada pesawat yang genit menyenggol pesawat lain. Sebagai juru terbang, seringkali kami merasa di negara kita ini bahaya penerbangan justru ada saat berada di darat. Bahkan sejak Chappy Hakim yang Marsekal Pur mantan orang no 1 TNI AU pernah menulis: jangan melakukan eksiden yang tidak bermutu, para juru terbang semakin hati-hati!

Kejadian di Halim Perdana Kusuma kemarin Senin (04/04/2016) sekitar pukul 20.00 bisa cepat diketahui apa yang keliru dan penyebabnya. Jangan cari kesalahan dulu. Semua gerakan dan omongan-omongan yang keluar di cockpit dan control baik ground dan tower pasti direkam. Kecuali semua alat perekam dibakar!  

Sebuah pesawat yang akan bergerak ke ujung landasan untuk tinggal landas akan call "ground control" minta: taxy clearance. Ground control yang sudah tahu posisi pesawat di parkir, akan mengarahkan pesawat ke arah jalur pesawat di ujung landasan.  Misalnya; you clear to Runway XXX via taxy way YYY proceed to RW XXX report on short etc etc . Pilot jawab dan read back : Flight CCC clear to RW XXX via taxy way YYY call on short. 

Repetisi jawaban harus dilaksanakan agar jangan sampai pilot keliru melaksanakan instruksi. Nah biasanya setelah pesawat mulai meluncur, ground control akan memberikan instruksi lain: Call tower! 

Biasa juga ground control, menambah on Frerquency DDD. Siapa tahu ada pilot dodol yang lupa! 

Agar diketahui publik karena pergerakan pesawat cukup banyak, di Bandara yang cukup besar pergerakan pesawat ON GROUND dikendalikan oleh yang disebut GROUND CONTROL . 

Dan bila pesawat sudah bergerak ke ujung landasan yang dipergunakan maka wewenang dialihkan ke menara pengawas, tower!Tower kemudian memberi instruksi kepada pesawat yang akan tinggal landas. Bila pesawat yang akan tinggal landas jumlahnya banyak, biasa disebut pesawat  nomor EE setelah pesawat ANU.

Juga akan diberi instruksi tambahan misalnya: after take off at altidude 1000 feet turn to heading FFF etc. Bila mencapai ketinggian sekian dan arah sekian pindah , switch to Approach Coontroll on frequency GGG. Semua instruksi harus harus kudu must di read back ! Demi safety!

Kembali ke permasalahan. Pesawat TransNusa akan menyeberang landasan pacu, umumnya dibawa oleh teknisi yang berkualifikasi dan tahu cara berkomunikasi dengan tower. Pesawat ditowing (ditarik) oleh petugas yang juga memiliki kualifikasi . Antara petugas yang di cockpit dan standby, bertanggung jawab atas pergerakan pesawat tersebut. Dan petugas towing (yang menarik pesawat) juga dihubungkan dengan alat komunikasi. Jadi petugas towing harus melaksanakan instruksi dari petugas yang di cockpit. 

Pertanyaannya apakah pesawat yang akan ditarik itu masih dikendalikan GROUND CONTROL atau saat di "short" sudah di over ke frequency tower, ini yang belum jelas !

Bila antara pesawat Batik Air dan TransNusa berlainan frekuensinya pasti sampai kepala Pilot "botak sariawanpun" tidak akan ada komunikasi dan saling pengertian antara pilot dan petugas towing.

Menurut berita, pilot Batik Air sudah di "CLEAR FOR DEPARTURE". Nah mungkin saat Batik Air sudah in rolling condition , apakah sudah full power (sesuai condisi cuaca) tiba-tiba nyebranglah pesawat Transnusa.  Kita tidak tahu berapa kecepatan meluncur pesawat Batik Air. Bila terlalu dekat tentu sulit  untuk dihentikan. Sebagai pengetahuan, umumnya sebuah pesawat akan mencapai titik aman untuk mengangkasa setelah 50 detik .

Masalahnya siapa yang budeg, kita tidak tahu. 

Analisanya, bila Batik Air sudah OPEN POWER dan akan meluncur untuk tinggal landas, ya memang sejago jagonya pilot akan susah menghentikan laju pesawat! Tetapi bila sebelum OPEN POWER tapi kemudian pesawat Transnusa sudah memasuki landasan (memotong), seharusnya dalam keadaan cuaca yang tidak jelek mestinya akan terlihat, sehingga Batik Air akan abort take off (menunda lepas landas) dan tunggu. 

Juga sebelum melintas memotong landasan. Petugas towing Transnusa juga bila matanya tidak katarak maka pasti akan melihat ada pesawat yang akan tinggal landas atau mendarat. Dan  seharusnya menyalakan lampu pendaratan!

Ujung-ujungnya bila semua pihak memiliki kewaspadaan ekstra, kejadian yang konyol  ini tidak akan terjadi.

Mari kita tunggu apakah saat kejadian penggunaan frekuensi kedua pesawat sama sehingga bisa saling dengar, atau ada instruksi yang diabaikan!? 

Sekali lagi selalu ingat motto: Sky is a vast place but there is no room for an error!

Karena itu agar tidak ada yang bisa disalahkan ya jangan berbuat salah! Walaupun berbuat salah itu manusiawi! Tetapi bagi insan penerbangan: no excuse at all! 

 

Capt.John Brata , Ketua IAW. Ketum IAW Ben SUKMNA Sekjen Capt.Tedy Sukarno 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun