Mohon tunggu...
19062 Indah Sriwardani purba
19062 Indah Sriwardani purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia dan China dalam Bidang E-commerce terhadap Ekonomi Negara

29 Agustus 2021   23:55 Diperbarui: 30 Agustus 2021   00:00 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Ancaman (Threats) China

a. Pembatasan Pengguna Internet. Di China internet sangat di batasi oleh pemerintah, mengenai proteksi internet di China sangatlah ketat, tidak semua aplikasi yang biasa kita unggah di app store ataupun play store bisa digunakan di China. Beberapa app yang biasa digunakan oleh sebagian banyak orang seperti Instagram, Facebook, Youtube, Twitter, Whatsapp bahkan search engine seperti Google telah di blokir oleh pemerintah China.

Pengaruh Pada Ekonomi Indonesia

Nilai transaksi (GMV) ekonomi digital Indonesia telah tumbuh lebih dari 40% per tahunnya sejak 2015 dan diprediksi akan mencapai US$ 130 miliar pada 2025, menjadikan Indonesia sebagai pasar digital yang paling menjanjikan di Asia Tenggara (Davis et al., 2019, hlm.4). Sebagai perbandingan, ekonomi digital Malaysia, Thailand, dan Singapura bertumbuh antara 20% hingga 30%. Perkembangan pesat Indonesia disebabkan oleh 175,4 juta pengguna internet (per Januari 2020) yang terus meningkat karena adanya efisiensi dan kenyamanan pasar online, biro perjalanan online, aplikasi taksi online, dan pembayaran elektronik. Hal tersebut akhirnya melahirkan kepercayaan investor pada sektor digital Indonesia (We are Social & Hootsuite, 2020; Davis et al., 2019, hlm.10, 18)

Sehingga pada 2020, Presiden Indonesia menugaskan kabinetnya untuk memprioritaskan potensi ekonomi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (Kementerian Keuangan, 2020). Mengingat ekonomi digital mencakup model bisnis yang luas, Center for International Private Enterprise (CIPE) dan New Markets Lab mengembangkan Digital Economy Enabling Environment Guide: Key Areas of Dialogue for Business and Policymakers (Panduan Kondisi yang Mendukung Ekonomi Digital: Area Dialog Utama untuk Pelaku Bisnis dan Pembuat Kebijakan), Kulhmann et al. (2018) menyarankan empat area utama untuk mendukung pengembangan sebuah kondisi yang memungkinkan untuk kebijakan ekonomi digital yang inklusif: perlindungan konsumen, kerahasiaan data, keamanan siber, dan pembayaran elektronik. Bisnisini diprediksikan akan terus meningkat dan akan meningkatkan perekonomian Indonesiasebagai tulang punggung perekonomian Indonesia yang stabil dan kuat.

KESIMPULAN

Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan ekonomi digital di bidang e-commerce untuk saat ini dan masa yang akan datang. Penelitian membandingkan kinerja dua negara yaitu Indonesia-China karena kedua negara ini memiliki kesamaan dalam sisi Demografi, penetrasi pengguna internet, dan pola konsumsi masyarakat yang sama-sama tinggi terhadap belanja online.

Berdasarkan analisis mengenai kekuatan, kelemahan, hambatan dan tantangan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kekuatan Indonesia terletak di pengguna internet yang terus meningkat dari tahun ketahun. Munculnya startup menjadi poin penting bagi pertumbuhan digital Indonesia, hingga saat ini Indonesia mempunyai 4 startup berstatus unicorn dengan valuasi diatas 1 miliar USD.

2. Kelemahan Indonesia yaitu ada pada infrastruktur telekomunikasi yang masih lambat sehingga mengganggu dalam melakukan kegiatan transaksi melalui internet, teknologi informasi yang juga masih tertinggal dibanding negara lain yang sudah maju, keamanan ciber yang belum bisa ditanggulangi, serta SDM yang kurang mumpuni maka akan sedikit lambat dalam menghadapi perubahan secara global.

3. Peluang Indonesia ada pada peningkatan terhadap ekspor produk lokal UMKM yang mana memiliki kesempatan untuk menjualnya di pasar Internasional, membuka peluang lapangan pekerjaan di bidang baru,serta Indonesia berpeluang menarik investor lebih banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun