Gadis itu menjawab sambil meringis, lututnya terkilir dan sudah dibalut. Namun wajah bulat dan hidung pesek seksinya tetap menarik.
"Puisinya."
"Jatuh bang."
Prio keliatan kaget, ia ingat. Dirinya mengejar Ariani begitu kencang, saat gadis itu berteriak dan jatuh, iapun menabraknya. Keduanya bergulingan, tapi hanya sesaat, Ariani mengerang sakit sambil memegangi lututnya. Saat itu pria lepaskan pegangannya di pinggang gadis itu.
"Sudahlah, pasti dibawah angin."
//
"Abang. Apakah isi puisi itu."
Ariani bertanya. Prio diam. Gadis itu menatapnya dalam-dalam. Ia mencoba menerka apa yang ada dalam benak pria di depannya itu.
"Abang. Jangan pulang ke Jogja kalau aku tidak tahu apa isi puisinya."
"Telah hilang dibawah angin saat awan Mambulilling lenyap."
Tiba-tiba terdengar dari pengeras suara.Penumpang tujuan Surabaya segera naik, kapal akan segera berangkat. Riuh rendah suara manusia bergeges menuju kapal Pelni di Pelabuhan Soekarno - Hatta, Makassar itu. Ariani memegang tangan Prio dengan erat.