Noval perkenalkan diri, bahwa ia juga pendaki gungung di waktu muda. Memilih untuk membujang karena kehilangan kekasih di Gunung Bawakaraeng. Ia juga memilih tinggal di jalan Gunung Bawakaraeng untuk mengenang kekasih yang disayanginya itu.
"Saya Noni."
Pemilik warung juga perkenalkan diri, keduanya bersalaman tanda perkenalan dimulai, saat Noni mulai menutup pintu-pintu warung kopinya, noval beranjak hendak pamit. Namun Noni menahannnya dengan menarik tangan Noval masuk warung kembali.
"Samapaki pulang."
"Hujanki."
"Tidak apa-apa kita berhujan-hujan saja."
Keduanya sepakat boncengan disaat hujan masih deras. Dalam suasana basah kuyup, Noval merasakan telah menemukan Noninya kembali. Sentuha halus di punggung membuatnya  yakin, Noni inilah yang dicari-carinya  selama ini. Ia rasa hidupnya, lebih hidup lagi. Apalagi saat Noni, melingkarkan kedua tangan di perutnya, membuat, hidup lebih hidup dan semakin  tegar menembus hujan.
Amping Lau, Â 21 Desember 2017 Â Â Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI