Mohon tunggu...
Taufik AAS P
Taufik AAS P Mohon Tunggu... Penulis - jurnalis dan pernah menulis

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Ketika Cinta Bersemi di Dada Pongka Padang dan To Rije'ne

12 Desember 2017   20:30 Diperbarui: 13 Desember 2017   23:44 1939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Polopadang, apakah yang telah kau lihat di sana."

Dengan mangatur napas agar kembali teratur, sang pengawal menceritakan kalau dirinya telah menemukan dua orang di tempat itu, seorang lelaki dan seorang perempuan. Lelakinya tegak dan sangat rupawan, perempuannya berkulit kuning langsat dan cantik. Polopada belum pernah melihat wanita secantik itu selama hidupnya.

"Siapa nama perempuan itu."

"To Rije'ne tuangku. Laki-lakinya bernama Pue Magondang. Keduanya bersaudara. Katanya mereka terdampar di tempat itu."

"Apakah mereka membolehkan kita singgah untuk beristirahat di tempatnya."

"Tidak tuanku. To Rije'ne tidak mau tempatnya dijadikan tempat persinggahan semata."

"Lalu apa maunya mereka."

Pongka Padang berdiri dari bongkah batu yang didukinya. Ia naik pitam, tongkatnya ditancapkan ke tanah. Tongkat  itu tumbuh menjadi Pohon Kayu Uru yang sangat besar dan rindang. Jenis kayu inilah yang kelak menjadi tiang utama rumah-rumah anak cucu Pongka Padang.

"Polopadang, apakah penghuni tempat itu tidak tahu  Pongka Padang, pengelana sudah banyak  telusuri  gunung dan sungai hingga bisa sampai di daerah ini. Katakan nama saya yang sebenarnya, Puang Rilembong dari Ulu Saddang. Kembalilah ke tempat  itu, ajak mereka untuk tinggal di tempat kita, Buntu Bulo."

Usai perintahkan pengawal setianya itu. Pongka Padang kembali ke Buntu Bulo. Sampai di rumahnya Pongka Padang banyak merenung, siapakah To Ri Je'ne, wanita cantik berambut panjang itu. Apakah wanita itu yang selalu hadir dalam mimpi-mimpinya. Andainya benar.

Benar saja, dari kejauhan tampak Polopadang berjalan seorang diri. Dengan tak sabar Pongka Padang sambut pengawalnya itu di depan pintu. Sang pengawal setia baru saja duduk, Pongka Padang bertanya cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun