Mohon tunggu...
Taufik AAS P
Taufik AAS P Mohon Tunggu... Penulis - jurnalis dan pernah menulis

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Ketika Cinta Bersemi di Dada Pongka Padang dan To Rije'ne

12 Desember 2017   20:30 Diperbarui: 13 Desember 2017   23:44 1939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu Pongka Padang ceritakan semua mimpi-mimpinya selama tuju hari tuju malam. Dalam tidurnya ia ditemui seorang perempuan berambut panjang terurai, hitam pekat berombang. Cantik dengan leher putih bersih bagaikan gading, matanya indah berbinar, bibirnya manis dengan tubuh semampai.

"Ia selalu mengulurkan tangannya kepadaku dengan senyum yang menawan Polopadang. Namun saat akan aku sambut uluran tangannya, ketika jari-jari kami bersentuhan. Wanita itu menghilang dan akupun terbangun."

Mendengar cerita tuannya tersebut, Polopadang menekur melihat lantai. Ia mulai tahu kalau Pongka Padang telah terkena tuba asmara. Tuannya itu telah jatuh cinta pada wanita dalam mimpinya. Namun apa daya, wanita itu tidak nyata dan dimana mencarinya.

"Polopadang. Adakah engkau telah temukan wanita yang telah aku ceritakan itu. Bukankah engkau telah berjalan mengeliling Buntu Bulo ini. Ataukau engkau telah melihat saat perjalanan kita kemari dari Ulu Saddang."

"Tidak tuanku."

Pongka Padang turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke luar bilik diikuti Polopadang. Pengawal setia ini, semakin khawatir, gerangan apa yang akan terjadi pada tuannya.

"Ambilkan pakianku dan semua kelengkapannya. Kita akan pergi mencari wanita yang ada dalam mimpiku itu. Andainya memang aku harus sampai ke ujung dunia, akupun aku akan mencarinya. Tidak ada gunung yang tinggi tak akan kudaki, tidak ada sungai yang dalam tak akan kuseberangi."

Keduanya lalu berjalan lebih kebarat lagi, belantara dilintasinya, sungai-sungai diseberangi, hingga suatu ketika Pongka Padang hentikan langkahnya dan menoleh ke Polopadang.

"Polopadang, aku melihat asap. Panjatlah pohon yang tinggi itu. Lihat dari mana sumber asap itu."

Dengan muka berseri Polopada turun dari pohon yang tinggi dan sampaikan kepada Pongka Padang dari mana sumber asap itu. Iapun diperintahkan oleh majikannya untuk mendekati tempat  itu. Bahkan disuruhnya pula untuk minta isin sekedar singgah dan beristirahat.

Menanti pengawal setianya mencari tahu sumber  asap, hati Pongka Padang bertanya. Siapakah pemilik rumah yang mengeluarkan asap itu. Saat sibuk membathin, sang pengawal setia muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun