Mohon tunggu...
Taufik AAS P
Taufik AAS P Mohon Tunggu... Penulis - jurnalis dan pernah menulis

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mahluk Halus di Kaki Mambuliling

12 Desember 2017   18:55 Diperbarui: 13 Desember 2017   12:37 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi cerpen - koleksi pribadi

 Gadis berkupluk itu mendekat. Rayben penutup matanya di buka.

"Wow."

Aku membathin kaget dan menatapnya dalam-dalam. Mau marah rasanya, kenapa mata kadang disebut mata keranjang. Seingatku, tak satupun keranjang di dunia ini punya mata. Kalau itu ungkapan untuk pria yang suka menatap-natap wanita cantik. Apakah itu salah. Kenapa pula keranjang yang disebut-sebut. Ada juga yang bilang, mata keranjang itu berarti, setiap melihat wanita  cantik pikiran selalu keranjang. Ah, itu terlalu kejam dan porno. Akan lebih halus bila dikatakan, setiap melihat wanita cantik, pikiran selalu ke pelaminan.

"Kacau."

"Apanya kacau, kak."

Gadis itu semakin mendekat dan membuka kupluknya, kelihatan rambutnya yang indah, hitam pekat, panjang pula. Ya, wanita memang sering disebut, mahluk berambut panjang.

"Kacau apanya."

Semakin mendekat, hingga udara beku pegunungan  hantarkan bau harum dari  sosok gadis berkupluk ini, Entah bau rambutnya yang baru di-shampo. Atau bau parfun yang dipakenya. Aku tidak mau tahu. Jelasnya harum di udara beku pegunungan, saat matahari mulai mendekati puncak. Adalah kejutan bagi diriku yang sudah sepekan di kaki gunung yang konon katanya angker  dan penuh mahluk halus yang cantik-cantik.

"Kacau."

Lagi-lagi aku membathin. Berhari-hari di kaki Gunung Mambuliling, baru kali ini ketemu mahluk halus yang cantik.

"Apanya kacau,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun