"Allah SWT sudah memberimu satu wajah, dan janganlah kamu membuat satu lagi untuk dirimu sendiri."
Izinkan saya membagi kisahnya nyata yang saya alami sendiri.
Ketika saya menginjakkan kaki dibumi rantauan, berniat untuk belajar dan mencari pengalaman saya telah menjumpai dan menemukan relasi orang-orang yang kebanyakan belum saya kenali. Flashback sebelumnya saya merantau, sudah pernah diingatkan sama keluarga, teman-teman dekat saya dirumah untuk selalu berhati-hati dalam mencari teman maupun bergaul dengan orang-orang baru.
Di sini kisah dimulai dengan judul MAINYA HEBAT, pada suatu Ketika saya telah berkenalan dan berbincang dengan orang baru yang Namanya saya ubah di dalam cerita ini sebagai Abang. Abang ini adalah seorang laki-laki yang aku anggap baik karena orangnya ramah dan periang serta notabenya anak rantau juga. Akhirnya dengan notaben sama-sama anak rantau kita bisa saling mengerti dan saling mengenal satu sama lain. Seiring berjalanya waktu saya jadi tau sifat-sifat aslinya si abang ini hahahah akan tetapi saya tetap saja menganggap dia sebagai sahabat yang baik tanpa ada embel-embel memanfaatkan dia, karena saya tulus bersahabat dengan dia.
Suatu Ketika si abang ini dari analisis saya, dia adalah orang yang begitu ambis dalam setiap hal, okay fine ambis boleh tapi juga harus digaris bawahi dan ditanamkan oleh siapapun bahwasanya Ketika kita mempunya keinginan yang begitu besar dan baik tidak perlu menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkanya karena pastinya Allah SWT maha tahu, mana yang baik dan mana yang kurang baik untuk umat-umatnya.
Flashback lagi sebelum analisis saya terkait si abang ini ambis, sebenarnya saya dan si Abang ini Alhamdulillah diterima kerja ditempat yang sama selama beberapa tahun, nah si Abang ini Ketika bekerja dia ingin selalu di lihat kinerjanya itu bagus dan selalu mencari-cari kesempatan agar dilihat banyak orang lain Ketika bekerja.
Nah Alhamdulillah Allah SWT itu maha tahu mana yang terbaik untuk hamba-hambanya akhirnya saya dan salah satu rekan kerja saya sebut saja si Ker dipercayai untuk memegang amanah dengan dinaikan pangkat saya dan si Ker ini. Akhirnya karena si abang ini kecewa dengan keputusan si bos perusahaan maka dia keluar dan kabarnya dia diterima di perusahaan yang lebih besar dan lebih terkenal serta ditempatkan diposisi yang sentral pula.
Jujur sih Ketika saat itu aku berfikiran dia hebat dan memang pantas mendapatkan hal itu, selang beberapa tahun kemudian saya mendengar bahwasanya perusahaan itu mengalami kemuduran yang begitu besar.
Setelah itu Alhamdulillahnya saya ternya mengenal bos perusahaan si abang ini, lalu saya berbincang santuy (santai) sambil ngopi-ngopi dipinggir jalanan yang suasananya begitu sepi pada malam hari itu karena sedang hujan. Akhirnya si bos ini berbincang-bincang dan menceritakan hal-hal yang memang saya sendiri terkejut dan terheran-heran, kata si bos Ketika itu si abang MAINYA HEBAT ya, lalu saya bertanya ke si bos "Mainya Hebat gimana bos?" kata si bos dia itu selalu menjelekanmu secara tidak langsung ke orang-orang diperusahaan ku dan orang-orang beser (berpengaruh) diperusahaanku itu dibuat seperti adu domba atau bisa dikatakan si abang ini pembawa kayu bakar (si bos sambil keta bilangnya dan akupun ikut ketawa sambil menceletuk "aneh-aneh aja si bos malah seperti makna cerita yang terkandung dalam surat Al-Lahab hahahahahah"). Bahkan si bos katanya dia sendiri dijelek-jelekkan dibelakangnya, saya pun terkejut dan bertanya-tanya kepada diri saya sendiri "masak setega itu?, masak sejahat itu si Abang?".
Lalu si bos ini bilang ke saya karena sejatinya si bos ini sudah saya anggap kakak saya sendiri dan si bos ini sudah menganggap saya seperti adeknya, maka tak heran kalua si bos menceritakan hal-hal yang harus saya ketahui biar bisa menjadi antisipasi Ketika dekta atau kenal dengan orang-orang seperti si abang ini. Kata si bos, si abang ini orang yang menghalalkan berbagai cara untuk mendaptkan sesuatu yang diinginkannya misalnya seperti nama saya dan nama si bos ini di jelek-jelekkan di semua elemen yang ada di perusahaan si bos ini sehingga menjadikan perpecahan dan kemunduran perusahaan itu sendiri.
Sebenarnya saya tidak percaya begitu saja dengan cerita si bos ini akan tetapi karena saya sendiri sebenarnya sudah tau bagaimana sifat dan prilaku si Abang ini dengan sedikit analisis saya dan beberapa teman-teman yang pernah menceritakan tetang si Abang ini, maka saya bersyukur karena Allah telah menunjukan keadilanya lewat prantara-prantara. Singkat cerita pada intinya saya diingatkan dan dikuatkan agar tidak membenci atau memusuhi si abang ini karena buat apa juga membalasnya, lebih baik biar di balas Allah SWT dan semoga si abang ini Kembali kejalan yang baik lagi.
Kata-kata terakhir si bos sebelum kita pada akhirnya balik ke rumah masing karena dirasa sudah larut malam. Si bos bilang begini "Tidak selamanya orang yang kita anggap baik akan selalu baik kepada kita dan orang yang kadang kita anggap tidak baik belum tentu dia jahat pada kita. Karena kita tidak akan tahu kita nantinya akan dibantu siapa maka tetap menjadi orang yang baik walaupun kadang masih dianggap kurang baik sesama manusai namun berusaha terus menjadi orang baik dan yang bermanfaat".
Yang saya fikirkan saat si bos ini selesai cerita dan saya Kembali ke rumah (kontrakan) saya cuma memikirkan beberapa hal salah satunya saya merasa tidak tega dengan orang-orang yang dimanfaatkan dia untuk memenuhi ke ambisiusannya si abang ini dan begitu licik, semoga orang-orang yang memiliki sifat seperti ini Kembali kejalan yang benar dan tetap diridhoi Allah SWT serta diampuni apa yang telah diperbuatnya.
Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh elemen teman-teman yang masih percaya dan baik ke saya dengan tulus serta selalu mendukung saya. Semoga Allah selalu mempermudah urusan-urusan kalian semua dan selalu dilindungi Allah SWT dari orang-orang yang mau berbuat jahat.
Cerita ini dibuat bukan bermaksud untuk menciderai personal individu ataupun kelompok akan tetapi cerita ini saya tulis sebagai salah satu pembelajaran untuk saya sendiri ataupun untuk orang-orang yang membaca. Dan apabila ada pihak-pihak yang mempunyai kesamaan cerita saya minta maaf sebanyak-banyaknya karena tidak mempunyai niat untuk meniru atau mengada-ngada cerita, akan tetapi ini piur cerita pengalaman saya pribadi hanya saja seperti nama, waktu, suasana itu saya samarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H