Kekuatan media sosial untuk menyebarkan konten maupun informasi tidak bisa dibendung lagi. Data dari Tetra Pak Index pada tahun 2017 lalu menyebutkan, bahwa pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 132 juta, bisa dibayangkan bahwa betapa banyaknya warga Indonesia yang sudah menggunakan social media.
Karena itu konten maupun informasi yang terus disebar melalui media sosial tentunya mampu memengaruhi paradigma maupun pikiran masyarakat akan suatu hal, bahkan hoax pun bisa menjadi sebuah kepercayaan bagi masyarakat jika terus dibombardir dengan informasi dan konten-konten tertentu secara masif.
Dari itu, kebohongan atau ketidakbenaran jika terus disebar tanpa hentinya melalui medsos, maka yakinlah kebohongan tersebut akan mampu menjadi kebenaran pada pikiran masyarakat.
Hal ini senada dengan teori jarum Hipodermik yang digagas oleh Harold Lasswell, di mana opini yang dibangun media massa mampu menyebabkan dan memengaruhi perilaku pada masyarakat.
Hal ini tentunya berlaku juga di media sosial, gagasan yang terus dibangun dimedsos maka pada akhirnya nanti akan mampu mengubah perilaku warganet yang sebelumnya follow Jokowi menjadi unfollow pada kontestasi politik 2019 mendatang
Terakhir, masyarakat juga tidak bisa disalahkan jika perilakunya berubah akibat derasnya buzz-buzz yang dibangun oleh para buzer maupun troopers cyber. Dan penegakan hukum yang tegas merupakan upaya untuk mengeliminisir gempuran hoax di medsos.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI