Mohon tunggu...
16Gregorius Dimas Bramantyo
16Gregorius Dimas Bramantyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

Sekolah di SMA di Semarang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Transplantasi Organ Sebabkan Kanker?

7 Oktober 2019   22:14 Diperbarui: 7 Oktober 2019   22:21 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada jaman sekarang ini yang sudah modern, tentunya penyakit adalah hal yang sangat menjadi perhatian, terutama kanker. Pada jaringan tubuh yang terjangkit kanker, pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan, dan dapat menyebar ke jaringan-jaringan di sekitarnya. 

Kanker dapat tumbuh di berbagai jaringan, pada umumnya kanker menyerang organ yang memiliki kelenjar, seperti kulit. Mekanisme kanker yaitu sel yang karena penyebab tertentu (misalnya mutasi) menjadi abnormal, yaitu tumbuh tidak terkendali (tumor) atau berubah menjadi ganas.

Kanker adalah penyakit genetik yang diwariskan dari orang tua. Selain itu, kanker dapat muncul akibat dari mutasi sel DNA akibat dari paparan dari lingkungan. 

Paparan yang dimaksud adalah bahan kimia, asap tembakau, radiasi, seperti sinar ultraviolet, radiasi elektromagnetik, dll. Selama masa pertumbuhan kanker, kanker memiliki keunikan karena di setiap materi genetik atau DNA memungkinkan untuk memiliki perbedaan komposisi materi genetik dari hasil mutasi, walaupun berada di organ yang sama. Penyebaran sel kanker ini, melalui pembuluh darah, kelenjar getah bening maupun secara genetic orang tua.

Apa itu "Transplantasi" ?

Transplantasi organ adalah pemindahan organ sehat seseorang ke pasien yang organnya rusak atau bermasalah. Transplantasi organ yang biasa dilakukan yaitu organ ginjal, pancreas, hati, jantung, paru-paru dan usus halus. Dalam proses transplantasi organ diperlukan beberapa syarat, yaitu :

  • Mencari pendonor
  • Melakukan tes golongan darah dan mengukur ukuran organ

Operasi transplantasi belum tentu berhasil, karena tubuh seseorang dibantu dengan obat belum tentu bisa menerima organ baru (sistem imun).

Apa Kaitannya Transplantasi Organ dengan Kanker

Transplantasi organ merupakan operasi pemindahan organ pendonor kepada pasien yang membutuhkan. Operasi tersebut memiliki banyak resiko, diantaranya kanker, hingga kematian. Riset menunjukkan bahwa penerima transplantasi organ yang terkena kanker 1375 orang berbanding 100.000 orang pertahun di Amerika Serikat.(Fraumeni,dkk.2011). Maka dari itu, transplantasi organ dapat menyebabkan kanker karena beberapa faktor, yaitu organ penderita yang sudah terinfeksi sel kanker sehingga menjadi penyebab tumbuhnya sel tersebut pada tubuh pasien.

Pendonor akan diambil organnya untuk dilakukan transplantasi kepada pasien. Organ pendonor yang telah diambil, kemudian ditransplantasikan kepada pasien. Setelah organ terpasang, pasien akan diberikan obat yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh, agar organ dapat diterima oleh tubuh. Hal ini menyebabkan sel kanker, bakteri, dan virus yang tidak dapat di cek melalui skrining akan tumbuh dengan baik tanpa gangguan. Keganasan sel kanker tersebut dapat menyebar dan menyebabkan sel kanker tumbuh pada jaringan lain.

Orang yang memiliki penyakit pada organ yang akan didonor beresiko memiliki sel kanker. Hal ini tentu akan melalui seleksi yang ketat agar organ yang akan ditranplantasikan dapat dipastikan oleh pihak rumah sakit dan tidak melukai pasien, proses ini dinamakan pra-transplantasi.  Sel kanker dapat menyebar dari sel kanker primer atau sel kanker asal. Dengan kata lain, bahwa kanker dapat menular melalui tranplantasi organ dengan syarat bahwa pendonor memiliki penyakit kanker dan sel kanker menyebar dari tempat kanker asli, hal ini disebut "Mikro Metastasis". Pada tahap kanker metastatik tersebut, sel kanker akan sulit untuk dikendalikan atau diobati.

Sel kanker sekunder umunya memiliki bentuk yang sama dari sel kanker primer, karena sel kanker primer merupakan sebaran sel kanker primer dan menjadikan organ yang berbeda sebagai inangnya. Kesulitan untuk mengobati kanker metastatik berkendala pada terapi kemoterapi yang hanya bertujuan menghambat pertumbuhan atau mengendalikan pertumbuhan dari sel kanker.

Pendonor yang memiliki riwayat kanker, yang juga ingin menyumbangkan organ tubuhnya kepada orang yeng lebih membutuhkan, akan disembuhkan terlebih dahulu atau diberikan terapi. Sel kanker yang sudah ada dalam pendonor tersebut tidak dapat seratus persen disembuhkan. Dalam upaya pentransplantasian, organ sel kanker tumbuh sangat cepat dan dapat menular ke jaringan lain. Proses penularan sel kanker ini melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening.

Walaupun kanker jarang ditemukan pada pasien penerima transplantasi organ, tidak dapat dikatakan pula transplantasi organ tidak bisa menjadi penyebab kanker. Sebelum dilakukannya transplantasi, pendonor akan diperiksa riwayat hidupnya, skrining, dll. Walau pemeriksaan yang ketat tersebut sel kanker yang tidak terdeteksi oleh alat skrining dapat menyebabkan sel kanker tumbuh. Media di Amreika Serikat menyebutkan orang berusia 53 tahun meniggal, kemudian organ orang tersebut didonorkan, dokter mencangkok ginjal, hati, paru-paru dan jantung. Wanita yang menerim transplantasi paru-paru meninggal setelah 16 bulan.(Rettner.2018). Dr. Lewis Teperman, dilangsir dari livescience menyatakan bahwa peristiwa kanker dari transplantasi organ adalah peristiwa yang sangat jarang, walau tetap ada kemungkinan yang sangat kecil bahwa pendonor memiliki penyakit menular yang tidak dapat terdeteksi.

Mungkin CT Scan donor dalam kasus ini telah mendeteksi bahwa terdapat sel kanker sebaran dari tempat asal kanker (sel kanker menyebar dari organ lain). Apabila melihat dari hal tersebut, akan sulit untuk melakukan donor, karena keterbatasan sumber daya. Kekhawatiran tersebut akan sangat sulit bagi dokter, dan dokter harus mempertimbangkan semua operasi transplantasi organ yang dilakukan dari sumber yang sama.

Walaupun sel kanker belum tentu didapat dari pendonor melainkan sang pasien sudah memiliki sel kanker di organ tubuh yang lain, juga bisa menjadi penyebab timbulnya kanker ganas yang bisa menyebar. Kecenderungan penularan sel kanker ini membuat seseorang lebih waspada terhadap kesehatannya. Dengan cara menjaga kesehatan tersebut, jumlah operasi transplantasi akan berkurang, diiringi dengan penurunan jumlah resiko yang dimiliki.

Dapat disimpulkan bahwa apabila dokter harus menyaring semua organ dari kehadiran sel kanker, pasien belum tentu mendapatkan organ yang cocok dan sesuai dengan kriteria (ukuran dan golongan darah). Dengan begitu takutnya pasien dengan resiko dari tranplantasi yaitu kanker, pasien akan sangat sulit untuk menemukan pendonor menurut Dr. Lewis Teperman. Selain itu, transplantasi organ dapat menjadi penyebab tersebarnya sel kanker dengan beberapa faktor, diantaranya riwayat pendonor terhadap kanker. Hal ini menimbulkan pro dan kontra yang menimbulkan kekhawatiran terhadap operasi transplantasi organ. Beberapa ahli menyatakan bahwa sangat jarang ditemukan sel kanker di pasien tertransplantasi. Kemungkinan yang dimiliki sangat kecil dan didasari oleh kriteria pendonor.

Daftar Pustaka

National Cancer Institute.2015."What is Cancer".New York : cancer.gov

Chapman, Jeremy R. Angela C. Webster dan Germaine Wong.2013.Cancer in the Transplant Recipient.USA:U.S. National Library of Medicine.

Engels, Eric A.dkk.2012. Spectrum of Cancer Risk among U.S. Solid Organ Transplant Recipients: The Transplant Cancer Match Study.USA : National Library of Medicine.

Samiadi, Lika A.2016. Mengenal Lebih Jauh Seputar Transplantasi Organ.  Indonesia. Hello Health Group Pte. Ltd.

Rettner, Rachel.2018. Cancer Spreads from Organ Donor to 4 People in 'Extraordinary' Case.New York : Live Science.

Adrian, Kevin.2017.Metastasis : Penyebaran Sel Kanker yang Sulit Dikendalikan.Indonesia : Alodokter.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun