Mohon tunggu...
162_AYU ZALFITRI
162_AYU ZALFITRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - kepala bidang sosial ekonomi himpunan mahasiswa perikanan

musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PNBP Pasca-produksi: Efektif atau Kontradiktif?

30 November 2023   17:07 Diperbarui: 30 November 2023   17:15 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika tidak dari sekarang, mau sampai kapan laut dijajah? Apakah generasi millenial dengan prinsip sustainable development kian dapat menjadikan laut menjadi suci dan murni kembali?" pertanyaan tersebut dapat menjadi bumerang dalam prinsip keberhasilan PNBP pasca-produksi.

Sementara itu, kontra dari penerapan PNBP pasca-produksi ialah terjadinya amukan dari masyarakat terhadap KKP yang menjadikan masyarakat meninggalkan profesinya sebagai nelayan. Peralihan profesi mengakibatkan minimnya aktivitas penangkapan ikan oleh masyarakat Indonesia dan hal ini dapat mengakibatkan kekosongan sebagian perairan Indonesia yang kemudian diisi oleh KIA (Kapal Ikan Asing). Dengan demikian, banyaknya potensi kapal asing yang mengeksploitasi laut Indonesia menjadikan klaim sepihak dari negara lain terhadap sebagian laut Indonesia. Selain itu, hilangnya kepercayaan dan respect masyarakat terhadap pemerintah dapat mengakibatkan tidak dipercaya dan tidak diimplementasikannya program kerja dengan konsep "keberlanjutan" yang dicetuskan oleh KKP.

Regulasi ini pada dasarnya dilakukan pemerintah untuk keberlangsungan kegiatan perikanan tangkap yang lebih teratur, tetapi pada penerapannya yang masih pro kontra tentunya menjadi bahan perdebatan. Maka dari itu, perlu adanya beberapa upaya seperti pendekatan dari pemerintah kepada masyarakat nelayan agar regulasi tidak bersinggungan dan mendapat respon negatif dari masyarakat, perlunya pemahaman dan analisis terlebih dahulu terhadap 'budaya' nelayan dan pemilik kapal agar perubahan dapat tersampaikan dengan baik, serta perlu ada pendampingan nelayan untuk manajemen perikanan yang menjembatani informasi maupun aspirasi dari masyarakat nelayan. Tentunya hal ini perlu ditopang kesiapan infrastruktur dan pengawasan memadai karena sejumlah celah pelanggaran masih berpotensi terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun