Dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah, pasti guru berhadapan dengan sejumlah dari berbagai karakterisktik peserta didik yang beraneka ragam. Dikatakan seperti itu karena peserta didik ada yang dapat menempuh kegiatan dalam proses belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami suatu kesulitan.
Namun di sisi lain ada juga peserta didik yang mengalami berbagai kesulitan dalam proses belajarnya. Hal tersebut sangat wajar karena mengingat mereka juga berasal dari ruang lingkup keluarga dan lingkungan yang berbeda-beda pula.
Berawal dari contoh belajar misalnya, memungkinkan bagi setiap peserta didik pasti juga memiliki tingkatan dan kemampuan belajar yang berbeda-beda pula. Karena Bisa jadi dari cara atau metode belajar masing-masing individu pun tidak sama antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.Â
Maka dengan adanya perbedaan dari segi kemampuan dalam proses belajar ini dapat mengakibatkan tolak ukur antar siswa satu dengan siswa yang lain bahkan biasanya terjadi sebuah kesenjangan yang cukup besar.Â
Maksudnya yaitu disatu sisi ada peserta didik yang sangat cerdas dan pintar dan di sisi lain ada peserta didik yang kurang pandai. Bagi peserta didik yang cerdas tentu akan membuat rasa bangga terhadap gurunya, akan tetapi begitu juga sebaliknya peserta didik yang rendah akan prestasi belajarnya baik dari akademik maupun non akademik biasanya menjadi sebuah permasalahan tersendiri bagi kalangan guru dan juga peserta didik itu sendiri.Â
Nah, perlu kita ketahui bahwa dalam proses Bimbingan Konseling ini diambil sebuah kasus atau permasalahan mengenai peserta didik yang rendah akan prestasi belajarnya atau siswa yang mengalami kesukaran maupun kesulitan dalam belajar.
Disini saya tidak memakai nama aslinya, sebut saja dion, dia adalah seorang siswa kelas 4 di jenjang sekolah dasar, dion mendapatkan nilai hasil belajar terendah di kelasnya. Bahkan nilai terendah tersebut tidak hanya pada satu mata pelajaran saja akan tetapi nilai rendah tersebut ada di semua mata pelajaran.Â
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar dion terlihat sangat sulit sekali menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Tidak hanya itu dion juga sulit jika disuruh fokus dalam mengikuti setiap pelajaran.Â
Dion lebih suka bermain dan mengganggu teman-temannya. Bahkan guru pun sudah sering menegurnya tak cukup satu dua kali akan tetapi berkali-kali karena dion mengganggu konsentrasi teman-teman yang lainnya.Â
Akan tetapi dion tidak langsung diam dan fokus kembali pada mata pelajaran yang diajarkan gurunya sampai pada jam pelajaran itu selesai. Tidak hanya itu saja dion juga sering tidak mengerjakan PR yang diberikan gurunya.
- Solusinya
Dari permasalahan yang dialami dion tersebut akan menjadi kecemasan bagi setiap guru maupun pihak orang tuanya sendiri. Untuk itu posisi guru adalah sebagai orang tua kedua dari tiap murid-muridnya selain itu guru juga dianggap mampu atau lebih kompeten dalam memahami  serta mengenal lebih dekat karakteristik yang dimiliki oleh siswa tersebut. Sehingga sangat disarankan bagi guru untuk melakukan langkah yang harus di ambil, yaitu: