Mohon tunggu...
Irene Kusuma
Irene Kusuma Mohon Tunggu... Penulis - Isaiah 55 : 8-9

Communication Studies' 16 Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Katanya Terpelajar, tapi Hobinya Nyampah di Bioskop

6 September 2019   19:27 Diperbarui: 6 September 2019   19:31 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau gitu gak usah jual makanan atau minuman, biar gak nyampah sembarangan"

Ya, kira-kira begitulah alasan yang saya terima kenapa orang-orang suka nyampah di bioskop -- dari kenalan dan beberapa komentar di akun instagram resmi cinema21 yang pernah mengunggah foto keadaan gedung bioskop pasca menonton film dengan caption ajakan untuk membuang bungkus makanan/minuman ke tempat sampah ketika meninggalkan gedung.

Mereka yang ngaku-nya cinta lingkungan itu, memang menggunakan stainless straw tapi tetap saja meninggalkan bekas gelas kartonnya di lubang minuman pada tempat duduknya, bekas karton brondong jagung di tempat duduknya -- bahkan beberapa butir brondong jagungnya mungkin terlempar ke bawah kursi, tiket bioskop yang diselipin ke bangku penonton, atau mungkin bungkus makanan atau minuman lain yang diselundupkan ke dalam gedung bioskop?

Seakan-akan para siswa yang maha ini "terlalu sibuk" dan "gak punya waktu" sehingga tidak sempat untuk memungut dan membuang sampahnya sendiri ke tong sampah -- atau seakan membuang sampah adalah pekerjaan yang hanya dilakukan para pecinta lingkungan. Padahal sekarang sudah dipermudah dengan adanya cleaning service yang membawa masuk tong sampah besar ke dalam gedung bioskop usai film berakhir.

Walaupun kita mungkin tidak berkenan untuk memungut sampah yang ditinggalkan orang lain, tapi setidaknya kita bisa membawa keluar sampah milik masing-masing. Ya, setidaknya begitulah cara yang bisa kita lakukan untuk "sedikit" meringankan pekerjaan dari cleaning service. 

Belum lagi kalau film yang sedang diputar adalah film yang minat penontonnya tinggi, dibuktikan dengan jeda waktu antar film yang tidak begitu banyak -- belum lagi kalau penonton seusai film berakhir masih menonton credit dan tidak segera bergegas untuk keluar.

Cleaning service masih menunggu dengan sabar. Begitu gedung sudah kosong dari penonton, mereka langsung bergegas untuk membersihkan "sisa-sisa" mereka yang tertinggal atau bahkan sengaja ditinggalkan begitu saja -- secepat-cepatnya dalam waktu sesingkat-singkatnya agar film selanjutnya dapat mulai dengan tepat waktu.

Pada kenyataannya, para siswa maha yang terlalu menggebu-gebu melakukan kampanye anti plastik, mungkin mereka pula yang memiliki sumbangsih terbesar terhadap tingkat sampah yang menjadikan Indonesia produsen sampah terbesar kedua di dunia.

Cleaning service memang dibayar untuk membersihkan tempat tersebut, tapi menjaga kebersihan adalah tanggung jawab setiap individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun