Mohon tunggu...
Muliadi Akbar
Muliadi Akbar Mohon Tunggu... Guru - Guru, dosen, Tutor, Pegiat literasi, Bloggers

Guru Matematika yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Kekuatan Memori Facebook

30 Mei 2022   08:19 Diperbarui: 30 Mei 2022   11:19 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengukuhan Pengurus Alumni SMKN 1 Galang (Dokpri)
Pengukuhan Pengurus Alumni SMKN 1 Galang (Dokpri)
Ketika guru sudah sepakat dengan jam masuk, saya meminta kesepakatan siswa, jam berapa mereka harus datang ke sekolah. Saya sampaikan kesepakatan yang telah di buat oleh para guru itu. Saya tanya bagaimana pendapat mereka. Ternyata mereka setuju. Maka jadilah kesepakatan bersama antara siswa dan guru untuk datang ke sekolah paling lambat jam 07.15.

Alhasil, guru dan siswa bisa hadir lebih pagi sesuai jam belajar. Awalnya memang berat. Perlu penyesuaian. Tapi lama-lama akhirnya berjalan normal. Itulah salah satu penerapan konsep kesepakatan yang saya lakukan, yang kemudian menjadi salah satu konsep penting dalam program guru penggerak untuk melakukan perubahan di sekolah.

Kalau mau jujur, banyak hal yang perlu direformasi dalam manajemen sekolah. Bukan aturannya yang diubah  tapi cara berpikir dan bertindak pemimpin sekolahnya. Contoh paling sederhana dalam perencanaan anggaran. Tapi sudahlah saya bahas itu. Nanti terlalu panjang tulisan ini.UN

Syukurlah ada facebok yang mengembalikan kenangan berharga itu. Foto-foto yang ditampilkan menjadi bukti otentik bahwa perubahan mendasar dan fundamental pernah dilakukan di SMK Negeri 1 Galang. Hal ini juga sekaligus menjadi pesan buat kawan-kawan pemimpin pendidikan.

Tidak perlu menunggu alumni program guru penggerak untuk melakukan tranformasi perubahan di sekolah. Belum tentu juga alumni itu mampu melakukan itu.

Yang penting disini bukan siapa alumni apa. Tetapi mau dan mampu tidak orang tersebut memberikan lebih kepada muridnya. Naluri guru sebagai pemimpin pendidikan memang harus kuat. Fokus utamanya harus murid. Bukan yang lain. Sarana dan fasilitas hanya pendukung.

Jika cara berpikir kita seperti itu, maka yang ada dalam benak kita bukan apa yang bisa saya dapat dari siswa dan orang tuanya. Tetapi sebaliknya apa yang bisa saya berikan kepada siswa dan orang tuanya. Siswa dan orang tuanya bukan obyek pendapatan bagi sekolah apalagi guru. Tetapi siswa dan orang tuanya adalah pelanggan yang membutuhkan pelayanan maksimal.

Wassalam  semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun