Saat mendengarkan cerita Mad Deglok, tampak beberapa kali Ustad Zai mengernyitkan kening-nya, beberapa kali terlihat perubahan raut mukanya, berkali-kali ia tampak menyeka keringat yang terus bercucuran dengan kain sorbannya. Mad Deglok yang terus bercerita tak lagi didengarnya. Pandangannya berkunang-kunang dan mulai memudar. Akhirnya pingsan.
Suasana menjadi riuh, banyak yang berdiri dan bertanya-tanya ada apa, mengapa Ustad Zai mendadak pingsan, dan tampak begitu pucat. Ustad Zai segera dibawa ke ruang kesehatan. Tak ada satu pun yang mengetahui penyebab pingsannya Ustad Zai, kecuali Mad Deglok alias Ahmad, teman masa kecil dari Zainudin alias Ustad Zai. Namun Mad Deglog diam seribu bahasa.
Sebulan kemudian, Mad Deglok dibebaskan dengan bersyarat. Ada orang yang menjaminnya. Keluarga korban pun sudah mencabut tuntutannya. Selain itu dia dinilai selalu berperilaku baik selama menjalani hukumannya.
Setelah bebas, Ahmad tidak mau lagi menjadi tukang parkir. Dia memilih menjadi petani, dan mengajar mengaji anak-anak dari teman lamanya di terminal. Dia menikah dengan gadis pilihannya, hidup bahagia dan tetap mengasuh dua anak angkatnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI