Tapi, muncul tanda tanya besar dalam benak ku. Jika memang syair itu bagus, mengapa tak ada satu pun produser dapur rekaman yang menjadikan syair itu untuk sebuah debut ? aku heran. Mungkin saja syair itu menjadi fenomenal di kalangan pecinta musik bahkan bisa jadi mendapat penghargaan dari " music award ". Dan mungkin juga setiap minggunya akan naik peringkat tangga nada lagu di acara - acara program musik lainnya, meskipun urutan " runer up " tak apalah, lumayan. Mungkin saja kan ? meskipun peluang kejadiannya sulit sekali terjadi, karena aku tau selera anak muda zaman sekarang. Jingkrak - jingkrak tak karuan dengan gaya berbusana yang menurutku itu adalah pakaian yang belum selesai dijahit, atau kehabisan dana dan mereka tak mau di kejar - kejar oleh tukang jahit gara - gara tagihannya kurang, sehingga mereka nekat mengunakan kostum - kostum itu yang menurutku tak layak pakai. Apakah mereka tak takut masuk angin ataupun digigit nyamuk ?. Emak saja sering mengeluh jika sedang masuk angin, dan pada akhirnya punggung Emak di penuhi dengan tato - tato kerokan. Aneh sekali jika mereka tak takut masuk angin dan digigit serangga terbang penghisap darah.
Tapi aku tak begitu, aku lebih memilih waspada menjaga tubuhku agar tak masuk angin dan tergigit nyamuk. Salah - salah jika " aedes aegypty " yang mengigitku, mungkin suhu tubuhku meningkat tinggi akibat kasus demam berdarah. Urusan bisa semakin rumit, dan Emak jadi kalang kabut. Maka, sejurus perkataan umum ku sadap untuk hal - hal di atas. " mencegah lebih baik dari pada mengobati ". Aku lebih memilih mencegah untuk tak berpakian yang jahitannya belum selesai alias tak rampung dari pada harus masuk angin dan mendapat tato - tato kerokan yang indah. Tapi mengapa anak muda sekarang gemar sekali akan sesuatu itu ?. Aneh sekali. Aku tak habis pikir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H